Ambon (ANTARA) - Asosiasi Kopi Maluku (Askom) memberikan pendampingan dan pengembangan usaha bagi pemuda untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang industri kreatif.
“Untuk aktivitas teman-teman di asosiasi sekarang sedang berfokus pada pengembangan dan pendampingan, di dalamnya ada event, pelatihan hingga bimbingan teknis terkait cara memproduksi kopi di Maluku sehingga bisa bersaing dengan kopi di luar,” kata Ketua Askom Syaiful Etlegar dalam keterangan yang diterima di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan Maluku memiliki varietas kopi yang unik namun masih lemah dalam metode pemasaran dan sumber daya manusia (SDM) yang harus terus ditingkatkan agar bisa bersaing dengan produk dari luar daerah.
“Apalagi berdasarkan hasil penelitian, hampir 80 persen, wilayah Maluku ini ditumbuhi kopi, dengan dua varietas utama, yakni Robusta dan Liberica,” ujarnya.
Kopi Robusta memiliki beberapa ciri khas utama, di antaranya rasanya yang pahit dan kuat, aroma yang lebih kuat dan kandungan kafein yang lebih tinggi. Biji kopi Robusta juga lebih mudah ditanam dan dirawat serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan kopi Arabika.
Kopi Liberica memiliki ciri ukuran daun, cabang, bunga, buah, dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan Robusta, cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.
“Untuk Robusta Maluku hampir ada di semua wilayah, namun untuk Liberica hanya ada di tiga wilayah di Maluku, yakni di Kisui, Gorom, dan Haya Maluku Tengah. Sementara yang kini aktif dipasarkan yakni kopi dari Haya, Buano, dan Seram Bagian Timur (SBT),” katanya.
Karakter kopi di Maluku, ujarnya, lebih terasa rempahnya karena tumbuh bersama tanaman rempah.
Dengan varietas kopi yang dimiliki, kata dia, pengembangan pemasaran dan SDM menjadi penting agar kopi Maluku dapat bersaing dengan kopi lainnya.