Ambon (Antara Maluku) - Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Wiyarto meminta media massa di Maluku untuk menghindari pemberitaan yang mengandung unsur fitnah karena bisa merusak hubungan persaudaraan antarwarga masyarakat yang sudah terjalin baik selama ini.

"Saya mengajak rekan-rekan media massa di daerah ini, mari kita membangun daerah ini dengan hati dan akal yang sehat, hindari pemberitaan yang mengandung unsur fitnahan, provokasi dan pembunuhan karakter," kata Pangdam Wiyarto, pada acara Coffe Morning dengan para Pimpinan Media Cetak dan Elektronik, di Ambon, Rabu.

Menurut Pangdam, media massa mempunyai peran yang sangat strategis dalam mabangun bangsa dan negara, lewat pemberitaan-pemberitaan yang mendidik masyarakat terutama pendidikan karakter.

Pangdam menyatakan dirinya selalu bertanya kepada anggota, ketika mendapat tugas di tempat yang baru, termasuk sekarang di Maluku, tentang karekter masyarakat.

"Saya bertanya kepada prajurit di lapangan, dan dapat jawaban karakter orang Maluku keras dan kasar. Tapi ternyata karakter aslinya sangat lembut, humanis dan sentimentil," katanya.

Namun, lanjut Pangdam, karakter itu dirusak oleh penjajah dengan cara mengadu domba antara kelompok masyarakat, bahkan dibuat keras dan kasar dengan cara memberikan minuman keras yang memabukkan.

"Sifat-sifat asli orang Maluku masih ada sekarang lewat lagu-lagu yang bernada halus, romantis dan sentimentil.Jadi saya mau mengatakan, bahwa karakter orang Maluku itu halus, baik hati penuh persaudaran," ujarnya.

"Tetapi orang selalu tanya, kalau mau datang ke Ambon atau Maluku, apakah di sana aman atau tidak, ini merupakan `proxy war` yang selalu membawa daerah ini ke ranah perang tetapi bukan perang terbuka," katanya.

Ia menjelaskan, proxy War adalah sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.

Karena itu, lanjut Pangdam, biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa non state actors yang dapat berupa LSM, Ormas, kelompok masyarakat atau perorangan.

Karena itu, masyarakat Maluku diminta hindari saling curiga dan kuncinya pererat tali persaudaraan yang berjalan baik selama ini.h

"Nah, media massa turut berperan di sini. Mari kita bangun Maluku dengan hati, kembalikan Ambon yang damai dan Ambon manise. kita semua bersaudara," ujarnya.

Pewarta: Finus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015