Wilayah Maluku berperan penting sebagai jalur perdagangan internasional pada masa lampau, kata guru besar Fakultas Humaniora Universitas Indonesia (UI) Prof Adrian B. Lapian.
"Sejak jaman dulu provinsi ini sudah terkenal menjadi salah satu dari jalur pelayaran dan perdagangan internasional," kata Adrian B Lapian, di Ambon, Senin.
Menurut Lapian masa lampau wilayah tersebut terkenal sebagai penghasil rempah-rempah antara lain cengkeh, pala dan cokelat sehingga banyak pegadang dan pelayar dari berbagai belahan dunia datang mencarinya.
"Puncak keramaian perdagangan di Asia Tenggara berlangsung sekitar tahun 1450-1680, tapi rempah-rempah di Maluku sudah terkenal sebelumnya," katanya.
Menurut dia, globalisasi kawasan Maluku sudah dimulai sejak abad ke-16, saat itu berbagai kapal niaga yang datang hingga terjadi konflik bersenjata untuk memperebutkan wilayah kekuasaan antara Portugis, Inggris, Spanyol dan Belanda.
Lapian menjelaskan, catatan sejarah masa lampau Maluku bisa menjadi tolak ukur bagi pemerintah setempat untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang telah menjadi komoditi andalan sejak masa lampau, guna menyokong perekonomian bangsa dan menyejahterahkan masyarakat.
"Kalau jaman dulu kita hanya menjadi objek, sekarang saatnya bagi kita untuk menjadi subjek," katanya.
Ia menambahkan, mata pelajaran sejarah di sekolah jangan hanya berisi dengan sejarah perjuangan para pahlawan, tetapi juga proses terjadinya penjajahan terhadap bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010