Ambon (Antara Maluku) - Kerajinan dari kulit mutiara menjadi salah satu daya tarik daerah Maluku, khususnya bagi para pelancong baik dari dalam maupun luar negeri.

"Selain warga kota ini, banyak juga wisatawan dari dalam dan luar negeri yang datang ke toko kami," kata Arsad, seorang penjual kerajinan kulit mutiara di kawasan Desa Batu Merah, Kota Ambon, Senin.

Menurut dia, barang kerajinan dari kulit mutiara yang paling digemari pembeli adalah bros, hiasan dinding, asbak dan pipa rokok.

"Paling laku bros, karena harganya murah dan mudah dibawa untuk oleh-oleh atau dipakai sendiri," katanya.

Ia mengaku mendapatkan bahan baku kulit kerang dari Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.

"Bahan baku kita bawa untuk diolah di sini. Pengolahan biasanya makan waktu tiga hari sampai satu minggu," katanya.

Jika penjualan sedang bagus, kata Arsad, dia bisa menjual sekitar 5-7 hiasan dinding dalam satu hari.

"Kalau bros tidakterhitung. Tiap hari banyak terjual," katanya.

Ia mengaku membuka toko sejak pukul 09.00-22.00 WIT, kecuali saat liburan sekolah atau hari raya.

"Hari ini kita baru buka lagi pagi sampai malam, seperti biasa. Liburan kemarin itu kita sesuaikan dengan kondisi," kata Arsad, yang mengaku memulai usaha itu sejak 2010, bertepatan dengan kegiatan bahari berskala internasional "Sail Banda".

Selain kerajinan kulit mutiara, ia juga menjual makanan kering dan minyak kayu putih khas Maluku.

"Lumayanlah untungnya," kata Arsad, ketika ditanyakan tentang prospek usahanya itu.

Pewarta: Claudia Bawole

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015