Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menjalin kerja sama dengan Forest Watch Indonesia (FWI) dalam bidang studi perlindungan hutan dan pengelolaan hutan berkelanjutan untuk meningkatkan keilmuan tentang hutan di daerah itu.

Rektor Universitas Pattimura Prof Fredy Leiwakabessy di Ambon, Maluku, Selasa menyampaikan persoalan kerusakan hutan saat ini semakin kompleks, mulai dari penebangan liar, degradasi lingkungan, hingga meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak langsung pada ekosistem dan kehidupan masyarakat.

“Diperlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat, untuk meminimalkan risiko kerusakan serta mendorong pengelolaan hutan yang berorientasi pada konservasi,” kata  Freddy.

Oleh sebab itu, kerja sama tersebut kata dia bertujuan memperkuat hubungan kelembagaan sekaligus mendorong kolaborasi akademik dan penelitian di bidang konservasi hutan, pemantauan lingkungan, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Ia menegaskan, kerusakan hutan tidak hanya menjadi persoalan ekologis semata, tetapi juga menyangkut keberlangsungan hidup manusia dalam jangka panjang. Menurutnya, sebagian kerusakan hutan kerap dipicu oleh investasi dan aktivitas usaha yang mengabaikan prinsip keberlanjutan sehingga mengancam keseimbangan ekologis

Sementara itu, Pimpinan Forest Watch Indonesia Soelthon G. Nanggara mengatakan persoalan kehutanan tidak hanya berdampak pada hilangnya spesies, tetapi juga berpengaruh terhadap hilangnya bahasa, budaya, dan pengetahuan lokal yang melekat pada komunitas adat.

Ia mencontohkan sejumlah kasus di Papua, di mana punahnya spesies tertentu turut menghilangkan kisah, simbol, dan narasi budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat adat.

Soelthon menjelaskan, FWI berfokus pada penyajian data, penyebaran informasi, serta penguatan literasi publik terkait kondisi hutan di Indonesia. Selain itu, FWI juga bekerja bersama masyarakat, termasuk komunitas adat dan kelompok berbasis wilayah, agar suara mereka dapat menjadi bagian dari proses pengambilan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Kolaborasi dengan universitas sangat penting karena perguruan tinggi merupakan pusat pengetahuan dan memiliki kapasitas akademik untuk memperluas pemahaman publik. Jika suara akademisi dan peneliti semakin kuat, maka isu kehutanan akan mendapat perhatian lebih besar, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Ia berharap kerja sama antara Forest Watch Indonesia dan Universitas Pattimura dapat memperkuat jejaring pengetahuan, meningkatkan peran akademisi dalam isu lingkungan, serta menjadi wadah bagi mahasiswa dan peneliti untuk berkontribusi dalam upaya penyelamatan hutan.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025