Ternate, 22/10 (Antara Maluku) - Dewan Rempah Indonesia (DRI) Wilayah Maluku Utara menggelar lokakarya nasional dan pameran hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Ternate.
"Lokakarya ini akan dilangsungkan di Bella Internasional Hotel dengan menghadirkan sedikitnya 22 nara sumber dari dalam dan luar negeri," kata Ketua Umum DRI Wilayah Maluku Utara, Syamsir Andili di Ternate, Kamis.
Syamsir mengakui, lokakarya berlangsung pada 22-23 Oktober 2015 dengan mengambil tema "revitalisasi pembangunan rempah Indonesia dalam pengembangan integrasi hulu hilir rempah Indonesia".
Momentum ini menghadirkan para pembicara yang juga petani yang fokus dalam pengembangan rempah-rempah di Maluku Utara, apalagi kegiatan ini tempat rempah seperti area Cengkeh Afo Kelurahan Tongole dan benteng peninggalan kolonial.
Apalagi, kata Syamsir, hingga saat ini, petani di Maluku Utara, terutama petani cengkih cukup merasakan bagaimana proses petik hingga pengeringan membutuhkan waktu yang lama.
Idialnya harus berapa harga cengkih yang mestinya diperoleh dan ini yang akan dibicarakan dalam lokakarya tersebut.
Syamsir mengatakan, saat ini, memang terjadi pergeseran nilai, di mana para petani rempah dianggap miskin dan tidak memiliki kemampuan ekonomi dibanding dengan pekerjaan lain.
Oleh karena itu, DRI wilayah Maluku Utara akan semaksimal mungkin mengangkat perekonomian masyarakat yang bergerak di bidang pertanian dalam mengelola rempah-rempah, sebagai salah satu komoditas yang diperebutkan bangsa Eropa dahulu kala.
Mantan Wali Kota Ternate ini mengatakan, komoditas pala dan cengkih Maluku Utara memang sudah dikenal hingga ke mancanegara sejak abad 15, bahkan negara-negara Eropa seperti Portugis, Spanyol dan Belanda datang ke Indonesia sehingga harus terjamin kualitas agar mampu bersaing.
Dinas Pertanian Maluku Utara, diminta untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas produksi pala dan cengkih, di antaranya melakukan peremajaan terhadap tanaman yang telah berusia tua serta meningkatkan pengetahuan petani dalam pengembangan kedua tanaman itu.
Selain itu, Distan Malut harus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman pala dan cengkih varietas lokal yang unggul, yakni khusus cengkih Ternate yang sejak dulu dikenal memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan bagus.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Lokakarya ini akan dilangsungkan di Bella Internasional Hotel dengan menghadirkan sedikitnya 22 nara sumber dari dalam dan luar negeri," kata Ketua Umum DRI Wilayah Maluku Utara, Syamsir Andili di Ternate, Kamis.
Syamsir mengakui, lokakarya berlangsung pada 22-23 Oktober 2015 dengan mengambil tema "revitalisasi pembangunan rempah Indonesia dalam pengembangan integrasi hulu hilir rempah Indonesia".
Momentum ini menghadirkan para pembicara yang juga petani yang fokus dalam pengembangan rempah-rempah di Maluku Utara, apalagi kegiatan ini tempat rempah seperti area Cengkeh Afo Kelurahan Tongole dan benteng peninggalan kolonial.
Apalagi, kata Syamsir, hingga saat ini, petani di Maluku Utara, terutama petani cengkih cukup merasakan bagaimana proses petik hingga pengeringan membutuhkan waktu yang lama.
Idialnya harus berapa harga cengkih yang mestinya diperoleh dan ini yang akan dibicarakan dalam lokakarya tersebut.
Syamsir mengatakan, saat ini, memang terjadi pergeseran nilai, di mana para petani rempah dianggap miskin dan tidak memiliki kemampuan ekonomi dibanding dengan pekerjaan lain.
Oleh karena itu, DRI wilayah Maluku Utara akan semaksimal mungkin mengangkat perekonomian masyarakat yang bergerak di bidang pertanian dalam mengelola rempah-rempah, sebagai salah satu komoditas yang diperebutkan bangsa Eropa dahulu kala.
Mantan Wali Kota Ternate ini mengatakan, komoditas pala dan cengkih Maluku Utara memang sudah dikenal hingga ke mancanegara sejak abad 15, bahkan negara-negara Eropa seperti Portugis, Spanyol dan Belanda datang ke Indonesia sehingga harus terjamin kualitas agar mampu bersaing.
Dinas Pertanian Maluku Utara, diminta untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas produksi pala dan cengkih, di antaranya melakukan peremajaan terhadap tanaman yang telah berusia tua serta meningkatkan pengetahuan petani dalam pengembangan kedua tanaman itu.
Selain itu, Distan Malut harus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman pala dan cengkih varietas lokal yang unggul, yakni khusus cengkih Ternate yang sejak dulu dikenal memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan bagus.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015