Ambon, 25/10 (Antara Maluku) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono menegaskan, pembangunan mega proyek Jembatan Merah Putih (JMP) yang melintasi Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, akan rampung, Januari 2016.
"Penyelesaian pembangunan JMP mengalami beberapa kali keterlambatan. Tetapi saya pastikan pembangunan JMP akan selesai pada Januari 2016," kata Menteri Basoeki Hadimoeljono di Ambon, Sabtu.
Menteri Basoeki, mengatakan, kunjungannya ke Kota Ambon bersama Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto W. Husaini, selain untuk menghadiri Rapat Koordinasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) wilayah Timur, juga untuk meninjau langsung perkembangan pekerjaan mega proyek tersebut.
Dia mengakui berdasarkan hasil peninjauan serta pertemuan dengan Gubernur Maluku dan pimpinan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX Maluku dan Maluku Utara, keterlambatan penyelesaian pembangunan JMP yang mulai dikerjakan sejak Juni 2011 tersebut karena beberapa faktor.
"Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penyelesaian pembangunan JMP di Ambon, diantaranya kurangnya peralatan yang dibutuhkan, material yang didatangkan dari luar daerah serta beberapa kendala teknis lain," katanya.
Selain itu, koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait, terutama TNI Angkatan Laut menyangkut tinggi bentangan tengah jembatan yang harus mempertimbangkan jalur masuk keluar kapal perang, sehingga pekerjaannya molor dari target yang direncanakan.
Sesuai rencana pekerjaan pembangunan JMP harus selesai pada Oktober 2014, tetapi pekerjaannya molor dan dijanjikan rampung sekaligus diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan dengan pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional di Ambon, 6 Oktober 2015, tetapi pekerjaannya juga belum selesai.
"Pihak BPJN dan kontraktor pelaksana telah bekerja marathon agar pekerjaannya selesai dan diremikan Presiden berdamaan dengan pembukaan Pesparawi, Oktober 2015, tetapi tidak bisa karena berbagai masalah dihadapi," tandas Menteri.
Karena itu, Menteri Basoeki menegaskan pihaknya telah menetapkan pembangunan JMP selesai pada Januari 2016 dan dapat langsung digunakan masyarakat, mengingat semua kendala yang dihadapi telah teratasi.
"Jadi tidak ada alasan pekerjaannya akan molor lagi. JMP harus selesai dan difungsikan Januari 2016," katanya, seraya menambahkan proyek tersebut tidak akan membebani anggaran 2016 atau mengalami penambahan biaya.
Proyek Jembatan Merah Putih adalah salah satu proyek yang terindikasi mangkrak akibat lamanya waktu penyelesaiannya sejak peletakkan batu pertama Juni 2011. Progres proyek tersebut hingga saat ini telah mencapai 87 persen dari semestinya 91 persen, sedangkan progres keuangan 82,5 persen.
Panjang keseluruhan JMP yakni 1,06 kilometer ini akan menghubungkan dua desa yaitu Desa Pokka dan Desa Galala yang dipisahkan oleh Teluk Ambon.
Jembatan ini terdiri dari jembatan pendekat arah Galala sepanjang 300 meter, pendekat arah Pokka 320 meter dan bentang tengah 300 meter, tinggi pylon 89,5 meter, lebar 22,5 meter yang dibagi dua jalur dan empat lajur untuk kendaraan.
Tujuan pembangunan JMP untuk mempercepat jarak tempuh ke pintu keluar Bandara internasional Pattimura, serta kawasan Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, sehingga diharapkan bisa mengurangi tingkat kepadatan kendaraan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Penyelesaian pembangunan JMP mengalami beberapa kali keterlambatan. Tetapi saya pastikan pembangunan JMP akan selesai pada Januari 2016," kata Menteri Basoeki Hadimoeljono di Ambon, Sabtu.
Menteri Basoeki, mengatakan, kunjungannya ke Kota Ambon bersama Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto W. Husaini, selain untuk menghadiri Rapat Koordinasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) wilayah Timur, juga untuk meninjau langsung perkembangan pekerjaan mega proyek tersebut.
Dia mengakui berdasarkan hasil peninjauan serta pertemuan dengan Gubernur Maluku dan pimpinan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX Maluku dan Maluku Utara, keterlambatan penyelesaian pembangunan JMP yang mulai dikerjakan sejak Juni 2011 tersebut karena beberapa faktor.
"Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penyelesaian pembangunan JMP di Ambon, diantaranya kurangnya peralatan yang dibutuhkan, material yang didatangkan dari luar daerah serta beberapa kendala teknis lain," katanya.
Selain itu, koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait, terutama TNI Angkatan Laut menyangkut tinggi bentangan tengah jembatan yang harus mempertimbangkan jalur masuk keluar kapal perang, sehingga pekerjaannya molor dari target yang direncanakan.
Sesuai rencana pekerjaan pembangunan JMP harus selesai pada Oktober 2014, tetapi pekerjaannya molor dan dijanjikan rampung sekaligus diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan dengan pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional di Ambon, 6 Oktober 2015, tetapi pekerjaannya juga belum selesai.
"Pihak BPJN dan kontraktor pelaksana telah bekerja marathon agar pekerjaannya selesai dan diremikan Presiden berdamaan dengan pembukaan Pesparawi, Oktober 2015, tetapi tidak bisa karena berbagai masalah dihadapi," tandas Menteri.
Karena itu, Menteri Basoeki menegaskan pihaknya telah menetapkan pembangunan JMP selesai pada Januari 2016 dan dapat langsung digunakan masyarakat, mengingat semua kendala yang dihadapi telah teratasi.
"Jadi tidak ada alasan pekerjaannya akan molor lagi. JMP harus selesai dan difungsikan Januari 2016," katanya, seraya menambahkan proyek tersebut tidak akan membebani anggaran 2016 atau mengalami penambahan biaya.
Proyek Jembatan Merah Putih adalah salah satu proyek yang terindikasi mangkrak akibat lamanya waktu penyelesaiannya sejak peletakkan batu pertama Juni 2011. Progres proyek tersebut hingga saat ini telah mencapai 87 persen dari semestinya 91 persen, sedangkan progres keuangan 82,5 persen.
Panjang keseluruhan JMP yakni 1,06 kilometer ini akan menghubungkan dua desa yaitu Desa Pokka dan Desa Galala yang dipisahkan oleh Teluk Ambon.
Jembatan ini terdiri dari jembatan pendekat arah Galala sepanjang 300 meter, pendekat arah Pokka 320 meter dan bentang tengah 300 meter, tinggi pylon 89,5 meter, lebar 22,5 meter yang dibagi dua jalur dan empat lajur untuk kendaraan.
Tujuan pembangunan JMP untuk mempercepat jarak tempuh ke pintu keluar Bandara internasional Pattimura, serta kawasan Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, sehingga diharapkan bisa mengurangi tingkat kepadatan kendaraan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015