Ambon, 30/11 (Antara Maluku) - Pembangunan Kebun Raya Maluku yang diprogramkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada Oktober 2014 masih berada pada tingkat rapat koordinasi daerah dan riset untuk mencari lokasi yang cocok.

"Sudah ada rapat-rapat koordinasi untuk menyiapkan areal yang sesuai karena lokasinya masih alternatif, segera setelah mendapatkan lokasinya langsung dibangun," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Adzan Bandjar, di Ambon, Senin.

Ia mengatakan lamanya penentuan lokasi pembangunan Kebun Raya Maluku dikarenakan harus mempertimbangkan segi kesesuaian lingkungan, topografi wilayah, luasan hutan dan koordinasi dengan para pemerintah desa yang ada terkait kesediaan wilayahnya untuk digunakan.

Hal tersebut masih dalam proses riset oleh tim peneliti dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Pusat Penelitian Laut Dalam (PPLD) LIPI Ambon.

"Untuk luasannya masih dipelajari tapi minimal 100 hektare. Dulu kami pernah memikirkan kawasan Arboretum di Desa Amahusu, topografinya cukup baik, dari segi estetika juga baik, hanya harus diidentifikasi penguasaan dan penggunaan areal, kalau memang sudah ada penggunaan dan kepemilikan yang permanen berarti tidak bisa digunakan," katanya.

Lebih lanjut Adzan mengatakan pembangunan Kebun Raya Maluku selain untuk menyelamatkan plasma nuftah asli daerah dari kepunahan, juga akan menjadi kawasan atau laboratorium penelitian tanaman hutan bagi Fakultas Pertanian Unpatti.

Karena itu, jika nantinya dibangun, tidak hanya semua jenis tanaman asli Maluku yang dianggap unggul yang akan ditanam, tapi juga beragam satwa khas akan berada di sana.

Untuk pengembangannya, lanjutnya, tanaman hutan yang ditanam di sana akan dibuat per cluster sesusai dengan asalnya, yakni mewakili tiap kabupaten/kota yang ada di Maluku.

"Untuk pengelolaan kebun raya, masih akan dilihat dulu apa saja yang harus diselesaikan, setelah itu akan ada `sharing` antarinstansi untuk menentukannya," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015