Ternate, 28/12 (Antara Maluku) - Gerhana matahari total yang diprediksi terjadi di Maluku Utara pada 9 Maret 2016 dipastikan akan memberi kontribusi besar bagi pengembangan sektor kepariwisataan di daerah ini.

Kontribusi besar dalam pengembangan dalam sektor pariwisata tidak hanya dari segi meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), tetapi juga dari segi promosi pariwisata dan kegiatan usaha ekonomi kreatif.

Dari segi kunjungan wisman misalnya, menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Malut Samin Marsaoly, jumlah wisman yang akan berkunjung ke daerah ini untuk menyaksikan peristiwa alam gerhana matahari total itu diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 orang.

Begitu pula dari segi promosi pariwisata, banyaknya wisman yang berkunjung ke Malut untuk menyaksikan peristiwa alam langka itu akan menjadi sarana yang sangat efektif dan murah untuk lebih memperkenalkan kekayaan potensi pariwisata Malut, karena mereka kembali ke negara asalnya pasti akan menyebarluaskan semua yang dilihat di Malut kepada rekan atau warga setempat.

"Kegiatan usaha ekonomi kreatif juga menikmati manfaat dari adanya gerhana matahari total tersebut, misalnya untuk para pengusaha hotel yang akan kebanjiran tamu dari para wisman," katanya.

Bahkan khusus untuk para pengusaha hotel di Kota Ternate mengaku sudah kewalahan menerima pesanan kamar dari para wisman yang akan datang menyaksikan gerhana matahari total di daerah ini pada 9 Maret 2016, terutama untuk tanggal 7-10 Maret 2016.

Para pengusaha kerajinan cinderamata, rumah makan dan jasa transportasi, termasuk para pemandu wisata dipastikan akan menikmati penghasilan berlipat ganda dari banyaknya wisman yang datang menyaksikan gerhana matahari total di daerah ini.

Menurut Samin Marsaoly, sedikitnya ada tiga kabupaten/kota di Malut yang akan menikmati dari adanya gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 yakni Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur.

Di ketiga daerah itu sesuai prediksi para ilmuan dapat disaksikan gerhana matahari total secara sempurna, sehingga para wisman lebih memilih di ketiga daerah itu untuk menyaksikan gerhana matahari total.

Oleh karena itu, Disbudpar Malut terus melakukan koordinasi dengan Disbudpar di ketiga kabupaten/kota itu untuk melakukan berbagai persiapan secara dini, terutama dari segi penyiapan infrastruktur, akomodasi dan transportasi.

Samin Marsaoly mengatakan, pihaknya juga terus menyosialisasikan peristiwa alam gerhana matahari yang akan terjadi 9 Maret 2016 itu kepada masyarakat, khususnya pentingnya masyarakat menjaga situasi kamtibmas yang kondusif untuk memberi kenyamanan dan kesan yang baik kepada wisman yang akan datang nanti.


Rumah Warga

Masalah utama yang dihadapi tiga kabupaten/kota yakni Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur yang akan menjadi tujuan utama wisman untuk menyaksikan gerhana matahari total di Malut adalah penyiapan akomodasi.

Di Kota Ternate misalnya, jumlah akomodasi berupa hotel dan penginapan hanya tercatat 1.500 kamari lebih, sementara wisman yang ingin datang menyaksikan gerhana matahari total di daerah ini sudah tercatat lebih dari 2.000 wisman.

Namun, menurut Kepala Disbudpar Kota Ternate Anas Conoras, Pemkot Ternate telah menyiapkan berbagai solusi terkait dengan keterbatasan kapasitas kamar hotel dan penginapan untuk akomodasi wisman, di antaranya dengan akan memanfaatkan rumah warga setempat.

Di Kota Ternate dipastikan banyak rumah warga yang layak untuk dijadikan akomodasi bagi wisman, oleh karena itu Disbudpar telah membuka pendaftaran kepada warga yang ingin rumahnya dijadikan akomodasi bagi wisman.

Tim dari Disbudpar nantinya akan mengecek langsung rumah warga yang didaftarkan menjadi akomodasi bagi wisman untuk memastikan apakah rumah itu layak untuk dijadikan akomodasi, terutama dari segi kelengkapan fasilitas dan kondisi lingkungan sekitarnya.

Masalah lainnya yang juga dihadapi Disbudpar Kota Ternate terkait dengan banyaknya wisman yang akan datang menyaksikan gerhana matahari total di daerah ini adalah, menurut Anas Conoras adalah tidak tersedianya angkutan masal untu wisman, terutama berupa bus pariwisata.

Wisman selama sekitar empat hari berada di Kota Ternate selain untuk menyaksikan gerhana matahari total juga akan mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di daerah ini dan itu tentu membutuhkan angkutan masal untuk memudahkan mereka bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain.

Namun, masalah itu sudah dikoordinasikan dengan berbagai instansi terkait yang memiliki bus, seperti Polda Malut, Korem dan sejumlah instansi terkait lainnya untuk memanfaatkan bus mereka dalam pengangkutan wisman.

Ketua Penghimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malut Cristoper Herlim mengharapkan kepada Pemprov Malut dan pemkab/pemkot yang daerahnya akan menjadi tujuan utama wisman untuk menyaksikan gerhana matahari total agar dalam melakukan persiapan terkait adanya gerhana matahari total pada 9 Maret 2016, tidak hanya dalam bentuk pernyataan lisan.

Semua persiapan yang sudah diprogramkan harus diimplementasikan dengan kegiatan riil di lapangan, dari segi pembenahan infrastruktur misalnya harus ada tindakan nyata untuk membenahi infrastruktur yang ada, karena fakta yang terlihat selama ini masih banyak yang terlihat sembraut.

Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya yang aktivitasnya bersentuhan langsung dengan pelayanan wisata harus menjadi perhatian dari berbagai pihak terkait di daerah ini unutk memaksimalkan pelayanan kepada wisman yang akan datang menyaksikan gerhana matahari total di Malut.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015