Ternate, 21/2 (Antara Maluku) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara mengantisipasi penularan penyakit deman berdarah, terutama di wilayah tergolong endemik.

"Kami intensif mengantisipasi penularan penyakit tersebut karena dari hasil pendataan tim Dinas Kesehatan ditemukan satu orang warga Satuan Pemukiman (SP) 1 kecamatan Morotai Selatan mengalami gejala demam berdarah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Morotai, Julius Giscard Kroons ketika dihubungi dari Ternate, Minggu.

Gejala penyakit tersebut juga berdasarkan hasil diagnosa dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Morotai.

Dia mengatakan, dari gejala penyakit demam berdarah di SP 1, maka intensif dilakukan upaya antisipasi untuk mencegah penularan lebih luas.

Upaya juga dilakukan untuk mencari tahu sistem penularan asalnya dari mana.

"Jadi masyarakat diimbau agar rajin melakukan pembersihan lingkungan dengan mengubur kaleng-kelang bekas dan membersihkan bak mandi guna memutuskan rantai perkembangbiakan jentik - jentik nyamuk," ujar Julius.

Dia mengakui, pendataan baru dilakukan di SP 1, selanjutnya diintesifkan ke daerah daerah karena mempertimbangkan Morotai sebagai daerah endemis penyakit nmalaria.

"Tidak menutup kemungkinan Morotai juga bisa tertular penyakit demam berdarah, makanya intensif menggalakkan pembersihan lingkungan," kata Julius.

Disinggung virus zika yang ditemukan di Brazil dan ditularkan melalui gigitan nyamuk, dia menjelaskan, belum ditemukan di Morotai.

Hanya saja, menurut Julius, harus diantisipasi menjelang agenda penyambutan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara yang berkunjung untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016.

"Pastinya virus zika belum ditemukan di Morotai maupun Maluku Utara secara umum. Pastinya, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan, hidup bersih dan sehat," ujar Julius. 

Pewarta: M. Ponting

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016