Ambon, 20/4 (Antara Maluku) - Surveyor Kelayakan Material TNI AL Mayor Dwi Suprihanto memastikan perangkat hyperbaric chambers atau pusat terapi oksigen di Rumah Sakit Angkatan Laut FX Suhardjo Ambon berfungsi baik dan normal.
"Hyperbaric chambers ini diproduksi tahun 1982 dan diinstal pada tahun 1984, dan pada kenyataannya masih sangat bagus. Saya sudah cek juga dengan metode non-destructive test (NDT)," katanya di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan, pusat terapi oksigen berfungsi sebagai sarana dan perangkat penyelamatan kondisi darurat dalam masalah penyelaman, selain juga dapat digunakan untuk terapi beragam penyakit klinis seperti diabetes melitus, stroke, hingga autisme pada anak.
Sementara itu Kepala RSAL FX Suhardjo Ambon Letkol Laut dr Hisnindarsyah, menyatakan uji kelaikan dan kepantasan dari perangkat tersebut perlu dilakukan guna menjamin keselamatan proses medis.
"Untuk penyelamatan kedaruratan penyelaman, salah satu contohnya `decompression sickness`, keracunan oksigen. Jadi manfaatnya sangat penting bagi Maluku yang sedang menggalakkan kesehatan kelautan dan kepulauan," katanya.
Ia mengakui, tabung terapi oksigen di tempat itu telah ada sejak tahun 1984, namun empat tahun lalu (2012) alat tersebut sempat tidak berfungsi dikarenakan minim perawatan.
"Mengingat urgensi manfaatnya, mulai tahun 2015 kami berupaya memfungsikan kembali," katanya.
Pusat terapi oksigen di RSAL FX Sahardjo tidak hanya diperuntukkan bagi anggota TNI, melainkan juga masyarakat sipil yang mendapat rujukan pengobatan.
Biaya standar terapi oksigen minimal Rp500.000, untuk selama 90 menit.
Rencananya, pada Juli 2016 RSAL FX Sahardjo mengoperasikan satu unit hyperbaric chambers tambahan yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Hyperbaric chambers ini diproduksi tahun 1982 dan diinstal pada tahun 1984, dan pada kenyataannya masih sangat bagus. Saya sudah cek juga dengan metode non-destructive test (NDT)," katanya di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan, pusat terapi oksigen berfungsi sebagai sarana dan perangkat penyelamatan kondisi darurat dalam masalah penyelaman, selain juga dapat digunakan untuk terapi beragam penyakit klinis seperti diabetes melitus, stroke, hingga autisme pada anak.
Sementara itu Kepala RSAL FX Suhardjo Ambon Letkol Laut dr Hisnindarsyah, menyatakan uji kelaikan dan kepantasan dari perangkat tersebut perlu dilakukan guna menjamin keselamatan proses medis.
"Untuk penyelamatan kedaruratan penyelaman, salah satu contohnya `decompression sickness`, keracunan oksigen. Jadi manfaatnya sangat penting bagi Maluku yang sedang menggalakkan kesehatan kelautan dan kepulauan," katanya.
Ia mengakui, tabung terapi oksigen di tempat itu telah ada sejak tahun 1984, namun empat tahun lalu (2012) alat tersebut sempat tidak berfungsi dikarenakan minim perawatan.
"Mengingat urgensi manfaatnya, mulai tahun 2015 kami berupaya memfungsikan kembali," katanya.
Pusat terapi oksigen di RSAL FX Sahardjo tidak hanya diperuntukkan bagi anggota TNI, melainkan juga masyarakat sipil yang mendapat rujukan pengobatan.
Biaya standar terapi oksigen minimal Rp500.000, untuk selama 90 menit.
Rencananya, pada Juli 2016 RSAL FX Sahardjo mengoperasikan satu unit hyperbaric chambers tambahan yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016