Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku memberikan bantuan senilai Rp40 juta untuk masing-masing kelompok warga yang tinggal di kawasan konservasi.
Pemberian bantuan pemberdayaan masyarakat desa penyangga kawasan taman wisata alam (TWA) Pulau Marsegu itu terdiri atas tiga desa di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), yaitu Desa Piru, Eti dan Desa Waesala. Kemudian terbagi dalam tujuh dusun yakni, Dusun Wael, Taman Jaya, Airpesssy, Kotania atas, Kotania Bawah, Pelita Jaya dan Masika Jaya.
“Tujuan bantuan ini adalah untuk meningkatkan perekonomian kelompok masyarakat agar mengembangkan diri melalui usaha ekonomi dan dapat meningkatkan perhatiannya pada pelestarian sumber daya alam hayati flora dan fauna,” kata Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Maluku Seto, di Ambon, Rabu.
Bantuan ini diberikan langsung oleh Kepala Balai KSDA Maluku Danny H. Pattipeilohy, beserta pendamping kelompok. Nantinya bantuan puluhan juta tersebut akan dibelanjakan untuk keperluan alat pancing dan lain-lain.
“Jadi nanti kita tinggal terima laporan pembelanjaannya saja,” ujar Seto.
Menurutnya, ketergantungan masyarakat dengan kawasan konservasi untuk pemenuhan kebutuhan hidup tidak bisa dipungkiri, maka dari itu pemberian bantuan kepada masyarakat menjadi salah satu opsi untuk mengatasi hal tersebut.
“Jadi bantuan ini diberikan agar masyarakat yang dekat dengan kawasan konservasi tidak selalu bergantung pada pemanfaatan itu, melainkan dapat mandiri pada bidang usaha masing-masing,” terangnya.
Menurut Seto, pelestarian kawasan konservasi tidak bisa dilakukan tanpa keterlibatan aktif masyarakat setempat.
“Kami ingin masyarakat menjadi mitra dalam pelestarian. Dengan memberikan dukungan berupa bantuan dana dan pelatihan, kami berharap masyarakat dapat menjalankan peran tersebut sambil tetap mendapatkan manfaat ekonomi,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kawasan konservasi dari kerusakan, tetapi juga mengatasi konflik kepentingan yang sering terjadi antara kebutuhan masyarakat dan upaya pelestarian.
“Dengan pendekatan yang melibatkan masyarakat, kami ingin menunjukkan bahwa konservasi alam bukan penghalang bagi pembangunan, melainkan peluang untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi dan ekologi,” tambahnya.
BKSDA berharap dengan adanya program kerja sama ini dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi dan lingkungan.