Ternate, 23/6 (Antara Maluku) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku Utara (Malut) memaksimalkan peran bidan untuk mengurangi jumlah kasus kematian ibu melahirkan terutama di wilayah pedesaan dan pulau-pulau terpencil.
"Kasus kematian ibu melahirkan di Malut masih cukup tinggi, tahun 2015 misalnya tercatat 64 kasus dari setiap 1.000 kelahiran atau jauh diatas angka nasional yang hanya tercatat 30 kasus dari setiap 1.000 kelahiran," kata Kepala Dinkes Malut Idhar Sidi Umar di Ternate, Kamis.
Kasus kematian ibu melahirkan di Malut umumnya terjadi di wilayah pedesaan dan pulau-pulau yang jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit dan puskesmas.
Oleh karena itu Dinkes Malut memaksimalkan peran bidan untuk mengatasi hal itu, khususnya dalam hal pendampingan saat proses kehamilan dan penanganan kelahiran.
Ia mengatakan Dinkes Malut bersama dinkes kabupaten/kota terus mengupayakan penempatan bidan di seluruh desa di Malut, baik dengan memafaatkan bidan yang telah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun bidan kontrak dan bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang pengangkatannya melalui Kementerian Kesehatan.
Namun jumlah bidan di Malut sangat terbatas, terutama bidan yang berstatus ASN sehingga dari sekitar 1.100 desa di Malut, yang telah memiliki bidan desa baru sekitar 70 persen, sehingga di wilayah tertentu seorang bidan desa terpaksa menangani dua sampai tiga desa.
Dinkes Malut, kata Idhar Sidi Umar, terus memperjuangkan penambahan bidan di Malut ke pemerintah pusat, baik melalui penambahan kuota penerimaan ASN bidan maupun penempatan bidan PTT sebanyak-banyaknya dari Kementerian Kesehatan.
Bidan desa di Malut selain dimanfaatkan untuk penanganan masalah kesehatan yang terkait dengan ibu hamil dan ibu melahirkan, juga diarahkan untuk menyukseskan berbagai program pemerintah lainnya di bidang kesehatan, seperti program keluarga berencana.
Ia menambahkan Dinkes Malut terus meningkatkan profesionalisme dan kompetensi seluruh bidan di daerah ini di antaranya melalui kegiatan pelatihan secara priodik, serta berbagai kegiatan lainnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Kasus kematian ibu melahirkan di Malut masih cukup tinggi, tahun 2015 misalnya tercatat 64 kasus dari setiap 1.000 kelahiran atau jauh diatas angka nasional yang hanya tercatat 30 kasus dari setiap 1.000 kelahiran," kata Kepala Dinkes Malut Idhar Sidi Umar di Ternate, Kamis.
Kasus kematian ibu melahirkan di Malut umumnya terjadi di wilayah pedesaan dan pulau-pulau yang jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit dan puskesmas.
Oleh karena itu Dinkes Malut memaksimalkan peran bidan untuk mengatasi hal itu, khususnya dalam hal pendampingan saat proses kehamilan dan penanganan kelahiran.
Ia mengatakan Dinkes Malut bersama dinkes kabupaten/kota terus mengupayakan penempatan bidan di seluruh desa di Malut, baik dengan memafaatkan bidan yang telah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun bidan kontrak dan bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang pengangkatannya melalui Kementerian Kesehatan.
Namun jumlah bidan di Malut sangat terbatas, terutama bidan yang berstatus ASN sehingga dari sekitar 1.100 desa di Malut, yang telah memiliki bidan desa baru sekitar 70 persen, sehingga di wilayah tertentu seorang bidan desa terpaksa menangani dua sampai tiga desa.
Dinkes Malut, kata Idhar Sidi Umar, terus memperjuangkan penambahan bidan di Malut ke pemerintah pusat, baik melalui penambahan kuota penerimaan ASN bidan maupun penempatan bidan PTT sebanyak-banyaknya dari Kementerian Kesehatan.
Bidan desa di Malut selain dimanfaatkan untuk penanganan masalah kesehatan yang terkait dengan ibu hamil dan ibu melahirkan, juga diarahkan untuk menyukseskan berbagai program pemerintah lainnya di bidang kesehatan, seperti program keluarga berencana.
Ia menambahkan Dinkes Malut terus meningkatkan profesionalisme dan kompetensi seluruh bidan di daerah ini di antaranya melalui kegiatan pelatihan secara priodik, serta berbagai kegiatan lainnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016