Ambon, 4/7 (Antara Maluku) - Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) merehabilitasi terumbu karang di sekitar kawasan objek wisata Batu Capeo, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Senin.

Rehabilitasi koral yang dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Diseminasi Hasil Penelitian dan Kerjasama PPLD-LIPI, Daniel Pelasula, dilakukan bersama dengan 10 orang teknisi pendamping peneliti.

Meski kondisi cuaca sedang hujan, sedikitnya ada 378 bibit Acropora tenuis atau karang bercabang yang telah disiapkan di atas 42 buah nursery ground (meja transplantasi), berhasil ditanam menyebar sekitar 200 hingga 300 - an meter dari bibir pantai tempat objek wisata Batu Capeo berada.

Bibit terumbu karang bercabang yang ditanam tersebut, berasal dari jenis Pocillopora sp., Hydnophora sp., Porites cylindrica, Phyllophora sp., Stylophora sp., dan Montipora sp.

"Masa inkubasinya sekitar dua minggu, bisa dibilang ini masa kritis karena bibit yang sudah ditanam harus beradaptasi dengan lingkungan barunya jika tidak maka akan mati. Setelah itu barulah masa pertumbuhannya dimulai," ujar Daniel.

Ia mengatakan sedikitnya satu bulan sejak mulai ditanam, bibit-bibit Acropora tenuis yang telah disebar itu akan kembali diperiksa perkembangan pertumbuhannya.

"Pemeriksaannya akan dilakukan satu bulan dari sekarang, setelah itu tiga bulan lagi baru diperika," kata Daniel.

Dia mengemukakan persentase tutupan terumbu karang yang masih baik di sekitar kawasan objek wisata Batu Capeo hanya tersisa sekitar 34 persen, sehingga perlu ada upaya rehabilitas dan konservasi.

Kerusakan terumbu karang di sana banyak disebabkan oleh sedimentasi kala musim penghujan, sampah plastik, dan penggunaan alat tangkap ikan bubu tarik.

"Kami menemukan banyak sampah plastik di dasar laut. Ini juga yang menjadi penyebab utama kerusakan tutupan terumbu karang, selain sedimentasi, dan pemakaian bubu tarik yang dilakukan oleh nelayan setempat," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016