Ambon, 12/9 (Antara Maluku) - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku menggelar Festival Hadrat di negeri Batu Merah, Kota Ambon, Senin, untuk memeriahkan hari raya Idul Adha 1437 Hijriah

Pantauan Antara, festival itu diikuti ratusan peserta yang merupakan warga Batu Merah dan mendapat perhatian dari ribuan warga kota Ambon.

Festival hadrat merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan untuk memeriahkan hari raya Idul Adha 1437 hijriah, para peserta berjalan kaki mengelilingi desa dengan melibatkan warga dari berbagai etnis yang bermukim di Batu Merah, yakni para siswa dari sejumlah madrasah, pondok pesantren, remaja masjid, paguyuban serta kelompok majelis taklim.

Warga Negeri Passo, Kecamatan Baguala, yang memiliki hubungan "Pela" dengan warga Batu Merah,serta warga negeri Ema, kecamatan Leitimur Selatan juga turut berpartisipasi dengan atraksi seni dan budaya.

Warga negeri Ema menampilkan atraksi tifa dan totobuang, serta tarian perisai sebagai bentuk penyambutan kapitan (pemimpin perang) yang pulang dari medan perang.

Selain itu warga negeri Passo menghadirkan duplikat dua perahu kora-kora (perahu tradisional Maluku) berwarna putih dan merah yang dikayuh oleh puluhan remaja, sebagai bentuk perwujudan kehidupan pela warga Batu Merah dan Passo.

Atraksi silat kembar oleh anak-anak dan pemuda Batu Merah juga turut memeriahkan festival hadrat. Pencak silat merupakan kegiatan budaya masyarakat sejak dulu yang tetap dilestarikan dan dilaksanakan pada saat Idul adha.

Setelah atraksi seni dan budaya para peserta hadrat yang telah melakukan aksi berkeliling negeri diiringi tabuhan rebana, sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan.

Kaum lelaki, perempuan, remaja dan anak-anak berada pada satu barisan yang terdiri dari lima hingga tujuh orang, sambil melantungkan syair berisi sholawat dan zikir dengan diiringan dengan bunyi rebana, serta gerakan selendang juga diayunkan keatas dan kebawah.

Basudara (saudara) dari Passo dan Ema, serta tamu undangan yang hadir juga turut berjalan kaki sambil menarikan tarian hadrat dalam cuaca hujan yang mengguyur kawasan tersebut.

Tarian hadrat merupakan tarian bernuansa Islami yang sering dilakonkan oleh warga Muslim dalam berbagai kegiatan keagamaan maupun acara-cara nasional, sebagai bentuk pelestariannya agar tidak hilang ditelan jaman.

Tradisi hadrat di Negeri Batu Merah merupakan perpaduan antara Arab, Melayu dan Eropa, hal ini terlihat dari penampilan para peserta menggunakan Jas yang mencirikan Eropa, peci dan sarung merupakan ciri khas orang melayu, sementara lantunang zikir dan sholawat yang bergema menggunakan bahasa Arab.

Tradisi hadrat ini sering ditemui di daerah-daerah lainnya yang ada di Maluku, kerap dilakukan di malam Ramadhan menjelang sahur, malam Lailatul Qadar, Lebaran Idul Fitri, Lebaran 7 Syawal, Idul Adha dan acara pernikahan.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016