Ambon, 22/12 (Antara Maluku) - Pelabuhan Samudera Internasional sangat diperlukan di Maluku untuk mendukung kebijakan Tol Laut yang merupakan bagian tidak terpisahkan menjadikan Maluku sebagai poros maritim Indonesia, karena dari aspek geostrategis terletak pada posisi silang Asia-Australia sekaligus merupakan jalur penting lalu lintas perdagangan internasional.

Hal demikian diutarakan Anggota DPD RI asal Maluku Nono Sampono.

"Pembangunan infrastruktur berupa pelabuhan samudera internasional sangat penting, agar hasil produksi daerah seperti ikan dan hasil rempah-rempah daerah ini dapat diangkut langsung ke negara tujuan tanpa harus melalui pelabuhan Makassar (Sulawesi Selatan) atapun Surabaya (Jawa Timur)," katanya kepada wartawan di Ambon, belum lama ini.

Menurut dia, keberadaan pelabuhan samudera internasional itu diperlukan sebagai simpul persilangan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan program Tol Laut yang tertuang dalam nawacita Presiden Jokowi-JK.

ALKI adalah alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan hak lintas alur laut kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut internasional.

Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing di atas laut tersebut untuk pelayaran dan penerbangan damai dengan cara normal.

ALKI ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Semua kapal dan pesawat udara asing yang mau melintas ke utara atau ke selatan harus melalui ALKI.

"ALKI merupakan wilayah lalu lintas dunia, dan atas dasar letak strategis tersebut, tidak berlebihan jika Maluku sangat layak diusulkan menjadi poros maritim Indonesia, sejalan dengan visi Presiden menjadikan Indonesia bagai poros maritim dunia," katanya.

Nono Sampono menambahkan, mewujudkan Maluku sebagai poros maritim Indonesia adalah suatu visi untuk merespons transformasi besar yang sedang terjadi, dengan pergeseran pusat grafitasi geoekonomi dan geopolitik dunia dari "Barat" ke negara-negara di Asia timur, berbekal potensi perikanan rata-rata 1,6 juta ton per tahun.

"Posisi Maluku juga sangat strategis karena berada di kawasan perbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Karena itu, ke depan perlu dibangun koneksitas wilayah selatan Indonesia dengan menjadikan salah satu pelabuhan di kawasan Maluku Tenggara sebagai pusat transit arus barang," demikian Nono Sampono.

Pewarta: Marcel Kuhurima

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016