Ambon (ANTARA) - PT Pelni cabang Ambon memastikan dua kapal perintis yang beroperasi di Pelabuhan Ambon harus menunda pelayarannya lantaran cuaca buruk yang terjadi di Maluku.
"Ada Kapal Sabuk Nusantara 103 dan Kapal Sabuk Nusantar 106 yang mengajukan penundaan terkait peringatan cuaca buruk," ujar Kepala operasi (Kaops) PT Pelni cabang Ambon, Muhammad Assegaf di Ambon, Jumat.
Kapal sabuk 103 sendiri melayari perairan Tual, Elat, Molu, Larat, Rumean, hingga Saumlaki dan Marsela.
Sementara kapal sabuk 106 melayari perairan Banda, Geser, Gorom, Kesui, Pulau Kur, hingga Tual.
Kedua kapal tersebut harus menunda sementara waktu jadwal pelayaran yang sudah ditetapkan sebelumnya sampai waktu yang belum ditentukan.
"Hingga kini belum dapat dipastikan sampai kapan penundaan pelayaran itu, tergantung nahkodanya, karena juga melihat kondisi cuaca yang ada," katanya menjelaskan.
Para calon penumpang yang ingin menggunakan kapal tersebut diharapkan untuk tidak berlayar terlebih dahulu sampai dikeluarkan pengumuman selanjutnya.
Assegaf mengatakan hal itu dilakukan demi keselamatan penumpang saat berlayar menuju rute yang telah ditentukan.
"Kami mengutamakan keselamatan pelayaran dalam pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Pasalnya, kapal sabuk tersebut berukuran lebih kecil dibanding yang lainnya dan akan berbahaya apabila dipaksakan untuk melaut dalam kondisi gelombang tinggi seperti saat ini.
"Nakhoda kapal tentu punya perkiraan dan standar keamanan yang menentukan aman dan tidak kapal yang dinakhodai. jadi masyarakat diharap bersabar demi keselamatan kita semua," tandasnya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini pada enam wilayah masing-masing, Perairan pulau Buru, Perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan kepulauan Kai, Laut Banda Bagian Barat, Perairan Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru.
"Gelombang tinggi 2,5 meter hingga empat meter berpeluang terjadi di Laut Maluku pada 12- 13 Mei 2023," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon Ashar.
Potensi gelombang tinggi 2,5 hingga empat meter terjadi pada enam wilayah, yakni Perairan pulau Buru, Perairan Kepulauan Tanimbar, perairan kepulauan Kai, Laut Banda Bagian Barat, Perairan Kepulauan Aru, Lauta Arafuru.
Gelombang setinggi 1,25 -2,50 meter (sedang) juga berpeluang terjadi di Laut Seram, Laut Banda bagian timur, Perairan Pulau Ambon - Lease, Perairan Kepulauan Sermata - Leti, Parairan Kepulauan Babar.