Ambon, 9/2 (Antara Maluku) - Kain batik produksi Ethnic Batik, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) asal Solo, Jawa Tengah, laku keras dibeli pengunjung Pameran Hari Pers Nasional (HPN) dan Maluku Expo 2017, yang digelar di Kota Ambon, Maluku pada 5-9 Februari.

"Laku sekali. Saya bawa banyak dari Solo, sampai hari terakhir ini hanya tersisa sekitar 50an helai," kata Nanik Handayani, pemilik Ethnic Batik, Kamis.

Nanik mengatakan awalnya ia sempat pesimis kain batiknya bisa laku terjual, karena dua hari pertama sejak Pameran HPN ke-69 dan Maluku Expo 2017 dibuka pada 6 Februari oleh Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, tak banyak pengunjung yang datang ke stand Ethnic Batik.

"Awalnya sih sepi, pengunjung yang datang juga tak banyak yang membeli, hanya melihat-lihat. Tapi dua hari terakhir ini ramai sekali," katanya.

Sedikitnya ada 400 helai kain batik buatan tangan dengan beragam warna dan motif, mulai dari yang berciri khas budaya Jawa, yakni batik parang hingga kontemporer yang dipamerkan oleh Nanik di standnya.

Kain-kain batik dengan ukuran dari 1,50 meter dan 2,10 meter, per helainya dijual seharga Rp75.000.

Setiap pengunjung yang membeli akan dihadiahkan gelang pelilit kain.

"Ring-nya bisa dibeli secara terpisah, satu ring saya jual Rp10.000, tapi kalau membeli kain pasti kami berikan juga ring-nya," katanya.

Tak hanya menjual produknya, Nanik juga mengajarkan cara mudah membuat kain batik menjadi rok, celana kulot dan rompi yang siap dikenakan tanpa perlu dijahit, kepada tiap pembelinya.

Cara membuat rok misalnya, kedua ujung kain hanya perlu disamakan kemudian dililitkan ke pinggang, lalu salah satu ujung kain disematkan ke dalam gelang agar lebih rapih, setelah itu diikat di belakang pinggang.

"Kalau harus dijahit lagi kan mahal, jadi kita bisa mengenakan batik dengan cara yang mudah dan sederhana, tinggal dililit dan ikat, ukurannya pun bisa diatur, terserah mau rok panjang atau pendek," ucap Nanik.

Selain, kain batik, Nanik juga menjual kebaya khas Solo dan mukena berbagai warna dengan harga bervariatif, mulai dari Rp75.000 hingga Rp150.000.

"Lumayan banyak yang beli, tapi nggak sebanyak kain batik," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017