Ambon, 17/3 (Antara Maluku) - Kapal pembangkit listrik Karadeniz Powership Yasin Bey milik Karpowership Grup Energi Karadeniz, Istanbul, Turki, tiba di Ambon, Maluku.
Kapal berkapasitas 60 megawatt (MW) tersebut saat ini berlabuh di perairan Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah, menunggu waktu peresmian dan operasional, kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN Maluku dan Maluku Utara Edward Peea di Ambon, Jumat.
Ia mengatakan pengoperasian kapal pembangkit listrik bertujuan untuk memperkuat pelayanan PT PLN dalam mengatasi kekurangan pasokan listrik di Pulau Ambon.
"Kapal listrik dijadwalkan tiba di Ambon pada 2016, tetapi mengalami penundaan dan baru tiba saat ini," ujarnya.
Menurut dia, kapal pembangkit listrik ini akan dioperasikan di lokasi yang semula akan dibangun PLTU Waai dengan daya listrik sebesar 60 MW, dan akan disalurkan melalui transmisi 70 kV menuju Desa Passo, Kecamatan Baguala, hingga Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Jaringan transmisi Pulau Ambon dalam tahapan pembangunan yang dimulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai hingga Passo sepanjang 18 KM atau 150 KV dilanjutkan pembangunan Passo- Sirimau 12 KM atau 70 Kv.
"Selain itu pembangunan jaringan Passo-Hative Besar 26 KM atau 150 KV yang akan dilaksanakan pada 2017. Untuk pembangunan gardu induk di kawasan Passo dan kecamatan Sirimau dalam waktu dekat akan disalurkan kepada masyarakat," katanya.
Saat ini, kapal tersebut masih dalam proses pekerjaan untuk persiapan pengoperasian. Teknisi PLN bersama teknisi kapal listrik terus melakukan koordinasi agar pengoperasian dapat secepatnya dilakukan.
Kapal ini sebagai solusi jangka pendek terhadap krisis listrik di berbagai daerah. Pengoperasian kapal genset ini sebagai `jembatan` sebelum proyek listrik 35.000 MW tuntas.
Pemanfaatan kapal pembangkit listrik ini membantu daerah di Indonesia yang kekurangan listrik. Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan cocok untuk pembangkit listrik apung.
"Kapal-kapal `genset raksasa` ini disewa oleh PLN untuk lima tahun ke depan dari perusahaan di Turki. Kami berharap masalah kelistrikan di Maluku dapat ditangani dengan kehadiran kapal pembangkit tersebut," tandasnya.
Ditambahkannya, kapal pembangkit telah direalisasikan di wilayah Sulawesi sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara (Sumut), dan Maluku mengalami keterlambatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Kapal berkapasitas 60 megawatt (MW) tersebut saat ini berlabuh di perairan Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah, menunggu waktu peresmian dan operasional, kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN Maluku dan Maluku Utara Edward Peea di Ambon, Jumat.
Ia mengatakan pengoperasian kapal pembangkit listrik bertujuan untuk memperkuat pelayanan PT PLN dalam mengatasi kekurangan pasokan listrik di Pulau Ambon.
"Kapal listrik dijadwalkan tiba di Ambon pada 2016, tetapi mengalami penundaan dan baru tiba saat ini," ujarnya.
Menurut dia, kapal pembangkit listrik ini akan dioperasikan di lokasi yang semula akan dibangun PLTU Waai dengan daya listrik sebesar 60 MW, dan akan disalurkan melalui transmisi 70 kV menuju Desa Passo, Kecamatan Baguala, hingga Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Jaringan transmisi Pulau Ambon dalam tahapan pembangunan yang dimulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai hingga Passo sepanjang 18 KM atau 150 KV dilanjutkan pembangunan Passo- Sirimau 12 KM atau 70 Kv.
"Selain itu pembangunan jaringan Passo-Hative Besar 26 KM atau 150 KV yang akan dilaksanakan pada 2017. Untuk pembangunan gardu induk di kawasan Passo dan kecamatan Sirimau dalam waktu dekat akan disalurkan kepada masyarakat," katanya.
Saat ini, kapal tersebut masih dalam proses pekerjaan untuk persiapan pengoperasian. Teknisi PLN bersama teknisi kapal listrik terus melakukan koordinasi agar pengoperasian dapat secepatnya dilakukan.
Kapal ini sebagai solusi jangka pendek terhadap krisis listrik di berbagai daerah. Pengoperasian kapal genset ini sebagai `jembatan` sebelum proyek listrik 35.000 MW tuntas.
Pemanfaatan kapal pembangkit listrik ini membantu daerah di Indonesia yang kekurangan listrik. Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan cocok untuk pembangkit listrik apung.
"Kapal-kapal `genset raksasa` ini disewa oleh PLN untuk lima tahun ke depan dari perusahaan di Turki. Kami berharap masalah kelistrikan di Maluku dapat ditangani dengan kehadiran kapal pembangkit tersebut," tandasnya.
Ditambahkannya, kapal pembangkit telah direalisasikan di wilayah Sulawesi sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara (Sumut), dan Maluku mengalami keterlambatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017