Tual, 10/7 (Antara Maluku) - Palang Merah Indonesia (PMI) bersama dengan Komite Palang Merah Internasional (International Commitee of the Red Cross - ICRC) menggelar operasi katarak gratis kepada masyarakat di Kota Tual, Maluku, Senin.
Digelar di Rumah Sakit Umum Daerah Maren Kota Tual, operasi katarak tersebut melibatkan dua dokter spesialis mata, yakni Elna Anakotta dari RSUD dr M Haulussy Ambon dan Miranda Therik-Johannes dari RSUD Ba`a Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Sedikitnya ada 380 masyarakat dari berbagai kawasan tidak hanya di Kota Tual, tapi juga Kabupaten Maluku Tenggara telah mendaftarkan diri untuk mendapatkan layanan kesehatan mata gratis yang dijadwalkan berlangsung pada 10 hingga 14 Juli 2017.
Warga dari kawasan terjauh, seperti Kecamatan Kur Utara, Kur Selatan dan Tayando bahkan telah mendatangi Kota Tual beberapa hari sebelumnya karena pertimbangan sulitnya akses transportasi.
Kakak beradik Masawatu dari Kecamatan Kur Utara, Binsodi (80), Siti Laila (68) dan Rohani (80) misalnya, demi bisa memeriksakan gangguan kesehatan mata yang sudah dialami selama kurang lebih setahun lamanya, mereka nekat datang ke Kota Tual sejak 6 Juli 2017.
"Mau ke sini harus tunggu ada kapal dulu. Kapal feri cuma jalan dua kali seminggu, perjalanannya enam sampai tujuh jam, kalau kapal perintis satu kali sebulan, itu juga harus menunggu selama 10 jam," kata Siti Laila.
Operasi katarak gratis bukanlah kali pertama dilaksanakan oleh PMI dan ICRI di wilayah Maluku, dua tahun sebelumnya, lembaga kemanusiaan tersebut melaksanakan kegiatan yang sama di Kabupaten Buru dan Buru Selatan.
Plt. Kepala Divisi Kesehatan dan Sosial Markas Pusat PMI Eka Wulan Cahyasari mengatakan melalui pelayanan operasi katarak, PMI ingin membantu pemerintah dalam mengurangi angka kebutaan di Indonesia.
Karena berdasarkan data dari riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan, dari tahun ke tahun jumlah penderita katarak di Indonesia terus bertambah, tercatat ada sekitar 240.000 orang per tahunnya. Pada 2006, Indonesia menjadi negara di benua Asia dengan jumlah penderita kebutaan tertinggi yang disebabkan oleh katarak.
Data tersebut juga menyebutkan bahwa jumlah prevalensi katarak di Maluku pada 2013 mencapai 2,2 persen.
Karena itu, selain melaksanakan operasi katarak, PMI dan ICRC juga membagikan 300 kacamata baca gratis bagi masyarakat Kota Tual dan sekitarnya.
"Katarak disebabkan oleh faktor-faktor bervariatif, mulai dari persoalan usia, gizi, gaya hidup, riwayat penyakit yang diderita hingga ketidaktahuan akan katarak itu sendiri oleh masyarakat penderita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Digelar di Rumah Sakit Umum Daerah Maren Kota Tual, operasi katarak tersebut melibatkan dua dokter spesialis mata, yakni Elna Anakotta dari RSUD dr M Haulussy Ambon dan Miranda Therik-Johannes dari RSUD Ba`a Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Sedikitnya ada 380 masyarakat dari berbagai kawasan tidak hanya di Kota Tual, tapi juga Kabupaten Maluku Tenggara telah mendaftarkan diri untuk mendapatkan layanan kesehatan mata gratis yang dijadwalkan berlangsung pada 10 hingga 14 Juli 2017.
Warga dari kawasan terjauh, seperti Kecamatan Kur Utara, Kur Selatan dan Tayando bahkan telah mendatangi Kota Tual beberapa hari sebelumnya karena pertimbangan sulitnya akses transportasi.
Kakak beradik Masawatu dari Kecamatan Kur Utara, Binsodi (80), Siti Laila (68) dan Rohani (80) misalnya, demi bisa memeriksakan gangguan kesehatan mata yang sudah dialami selama kurang lebih setahun lamanya, mereka nekat datang ke Kota Tual sejak 6 Juli 2017.
"Mau ke sini harus tunggu ada kapal dulu. Kapal feri cuma jalan dua kali seminggu, perjalanannya enam sampai tujuh jam, kalau kapal perintis satu kali sebulan, itu juga harus menunggu selama 10 jam," kata Siti Laila.
Operasi katarak gratis bukanlah kali pertama dilaksanakan oleh PMI dan ICRI di wilayah Maluku, dua tahun sebelumnya, lembaga kemanusiaan tersebut melaksanakan kegiatan yang sama di Kabupaten Buru dan Buru Selatan.
Plt. Kepala Divisi Kesehatan dan Sosial Markas Pusat PMI Eka Wulan Cahyasari mengatakan melalui pelayanan operasi katarak, PMI ingin membantu pemerintah dalam mengurangi angka kebutaan di Indonesia.
Karena berdasarkan data dari riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan, dari tahun ke tahun jumlah penderita katarak di Indonesia terus bertambah, tercatat ada sekitar 240.000 orang per tahunnya. Pada 2006, Indonesia menjadi negara di benua Asia dengan jumlah penderita kebutaan tertinggi yang disebabkan oleh katarak.
Data tersebut juga menyebutkan bahwa jumlah prevalensi katarak di Maluku pada 2013 mencapai 2,2 persen.
Karena itu, selain melaksanakan operasi katarak, PMI dan ICRC juga membagikan 300 kacamata baca gratis bagi masyarakat Kota Tual dan sekitarnya.
"Katarak disebabkan oleh faktor-faktor bervariatif, mulai dari persoalan usia, gizi, gaya hidup, riwayat penyakit yang diderita hingga ketidaktahuan akan katarak itu sendiri oleh masyarakat penderita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017