Ambon, 11/8 (Antara Maluku) - Festival Jembatan Merah Putih (FJMP) di Ambon pada 19 Agustus 2017, diharapkan memecahkan rekor baru Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) untuk kategori pembentangan dan penyambungan bendera Merah Putih terpanjang.

"Pemecahan rekor ini akan menjadi salah satu dari rangkaian kegiatan FJMP, dan akan ada banyak orang yang terlibat di dalamnya," kata Ketua Komite Organisasi FJMP M. Ikhsan Tualeka di Ambon, Jumat.

Ia mengatakan pemecahan rekor tersebut akan dilakukan dengan membentangkan kain warna merah dan putih di sepanjang jalur JMP, dan kemudian dijahit tangan saat itu juga.

Kain merah dan putih tersebut merupakan hasil sumbangan dari berbagai elemen masyarakat di Kota Ambon. Setiap helai kain yang dikumpulkan berukuran 100 meter. Hingga saat ini, sedikitnya sudah ada dua kilometer helai kain yang terkumpul.

Menjahit langsung bendera Merah Putih terpanjang dengan tangan, kata Ikhsan, terinspirasi pembuatan bendera pusaka oleh Ibu Negara Fatmawati.

"Para pemuda akan memegang dan membentangkan kain-kain tersebut, lalu dijahit langsung oleh para pemudi dengan durasi waktu antara 15 hingga 20 menit," katanya.

Rekor Muri untuk kategori pembentangan bendera Merah Putih, baik bentangan terbesar maupun terpanjang, telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Sebelumnya, rekor Muri untuk pembentangan bendera Merah Putih terbesar dipegang oleh DIY dengan ukuran bendera yang dibentangkan 80x60 meter.

Pembentangan kain merah putih terpanjang berukuran 17.845 meter x 60 meter pernah dilakukan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Malang dalam rangka memperingati HUT Ke-60 RI.

"Kita targetnya untuk memecahkan rekor baru, kain yang akan dibentangkan harus sepanjang ukuran JMP, masing-masing ujung kain akan berada di tiap pintu jembatan," ucap Ikhsan.

Selain memecahkan rekor Muri, FJMP tahun pertama dengan mengusung tema "Merajut Merah Putih, Merawat Kebhinekaan", dipastikan juga akan digelar dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan parisiwata, ekonomi kreatif, dan seni budaya.

Kegiatan itu juga melibatkan berbagai pihak, seperti Empowering Indonesia (EI), Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi `56), Insight of Indonesia (IOI), Kadin Indonesia, Gerakan Aku Mengajar, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017