Ternate, 26/8 (Antara Maluku) - Para petani kelapa di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) mengeluhkan rendahnya harga kopra di pasaran setempat, yang hanya Rp7.000-an per kg, bahkan di daerah pelosok hanya Rp5.000-an per kg.

"Harga kopra seperti itu jelas sangat merugikan petani kelapa, karena nyaris tidak bisa menutupi biaya produksi kopra, seperti biaya petik dan pengasapan," kata salah seorang petani kelapa dari Halmahera Barat Ibrahim di Ternate, Sabtu.

Para petani kelapa di Halmahera Barat menginginkan harga kopra di atas Rp10.000 per kg, agar selain bisa menutupi seluruh biaya produksi, juga dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Oleh karena itu, Ibrahim mengharapkan kepada Pemkab Halmahera Barat dan pihak terkait lainnya untuk mengupayakan agar harga kopra di daerah itu bisa mencapai seperti yang diinginkan para petani kelapa setempat.

Petani di Halmahera Barat yang mengandalkan penghasilan dari penjualan kopra sangat banyak, oleh karena itu program pemkab setempat untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sulit terwujud kalau petani kelapa masih dihadapkan dengan harga kopra yang murah.

Sementara itu, Bupati Halmahera Barat Danny Missy mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah program untuk meningkatkan harga kopra, termasuk komoditas perkebunan lainnya, seperti pala dan cengkih di daerah itu.

Salah satu program yang akan dilakukan adalah memanfaatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menampung komoditas perkebunan di Halmahera Barat, khususnya kopra, pala dan cengkih kemudian memasarkannya langsung ke daerah tujuan antar-pulau.

"Pemkab Halmahera Barat telah menjaling kerja sama dengan Pemprov Jawa Timur dalam pemasaran komoditas perkebunan dan pertanian ke daerah itu, dengan harga yang layak, kopra misalnya di Jawa Timur akan dijual dengan harga Rp15.000 per kg," kata menambahkan.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017