Ternate, 29/8 (Antara Maluku) - Industri kelapa dapat meningkatkan nilai tambah perekonomian Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Divisi Maluku Utara, Dwi Tugas Waluyanto, Selasa, menyatakan walau pengelolaan industri kelapa Ternate di tingkat hulu tidak terlalu kuat, tetapi potensi di sisi hilir masih cukup besar.

"Ternate merupakan daerah produktivitas kelapa sangat kecil, tetapi daerah-daerah tetangga seperti Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan lainnya dapat menopang kebutuhan bahan mentah terhadap industri pengolahan yang ada," kata Dwi.

Kota Ternate, menurut Dwi, memiliki kekuatan utama di bidang infrastruktur, khususnya listrik dan perhubungan, kedekatan dengan bahan baku, ketersediaan pasokan tenaga kerja terampil, dan kemudahan investasi.

"Apalagi, Penduduk usia produktif Kota Ternate yang relatif tinggi dan dengan tingkat pendidikan yang juga tinggi, menjadi kekuatan SDM tersendiri," tambahnya.

Namun demikian, tingkat pengangguran terdidik di Ternate juga relatif masih tinggi. Artinya, lapangan kerja belum mampu menyerap tenaga ahli dan pekerja yang tersedia.

Industri kelapa, menurutnya, masih belum banyak dimanfaatkan di Kota Ternate. Pendapatan dari total ekspor kelapa mentah dalam setahun mencapai Rp3,5 miliar butir senilai 807,6 juta US dolar. Sementara setelah diolah, potensi nilai tambahnya adalah 5,8 miliar dollar.

Secara nasional, produksi kelapa di Maluku Utara dari 2014 sampai 2016 masih menempati posisi ke-empat setelah Riau, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur.

Keterbatasan lahan diduga masih menjadi hambatan. Sebab, menurut Dwi, lahan produktivitas tanaman kelapa di Ternate terbatas sekitar 1,794 ha sehingga mempengaruhi hasil pruduksi yang hanya mencapai 702 ton per tahunnya.

Saat ini, kata Dwi, baru berapa produk turunan kelapa yang dimiliki di Maluku Utara, termasuk Ternate, diantaranya daging kelapa, kelapa parut, kopra, tepung kelapa, dan minyak kelapa.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017