Saumlaki, 1/9 (Antara Maluku) - Warga masyarakat Kecamatan Nirunmas, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) berharap agar pelabuhan Tutukembong dimaksimalkan fungsinya demi peningkatan ekonomi di daerah itu.

"Pelabuhan laut di Tutukembong yang diresmikan Presiden Joko Widodo tanggal 6 April 2016 hingga kini belum maksimal fungsinya," kata tokoh masyarakat setempat, Elias Fenanlambir kepada Antara, Jumat.

Ia mengatakan, pelabuhan itu sejak diresmikan baru beberapa kali disinggahi kapal, baik perintis maupun kapal barang, namun saat ini tak ada satupun kapal penumpang yang singgah.

Akibatnya, warga di wilayah itu harus ke Saumlaki, ibu kota MTB, atau kota Larat, Tanimbar Utara setiap kali ingin bepergian ke luar daerah.

Menurut Elias, tujuan pembangunan pelabuhan Tutukembong oleh Pemerintah pusat itu jelas yakni memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi laut, termasuk menekan angka kemahalan harga barang.

Kalau jarang disinggahi kapal, artinya anggaran miliaran rupiah untuk pembangunannya menjadi sia-sia.

"Karena itu, kami minta perhatian serius Kementerian Perhubungan agar segera mengevaluasi jalur pelayaran kapal perintis yang semula digunakan, sehingga ke depan bisa tepat sasaran sebagaimana kebutuhan masyarakat," katanya.

Elias juga mengatakan sebaiknya Tutukembong menjadi pelabuhan transit menuju Ambon, apalagi kebutuhan masyarakat bepergian ke Ambon terbilang ramai.

"Tutukembong berada di tengah pulau Yamdena, jadi akses masyarakat dari Wertamrian, Kormomolin, dan Nirunmas lebih dekat," katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Saumlaki, Ferra J. Alfaris saat dikonfirmasi menyatakan tiga kapal perintis yang melayari jalur pelabuhan itu, seperti KM Maloly yang berpangkalan di Ambon sedang rusak, sementara KM Sabuk Nusantara 41 dan KM Wetar yang berpangkalan di Saumlaki saat ini sedang docking.

"Jadi kalau dibilang tidak ada kapal yang singgah di pelabuhan Tutukembong, itu tidak benar, karena ada kapal namun ada yang rusak dan ada yang sedang docking. Selain itu, baru beberapa waktu kemarin itu ada kapal barang yang singgah membawa beras maupun ada juga yang membawa material untuk pekerjaan konstruksi," katanya.

Ferra membenarkan bahwa awalnya pelabuhan Tutukembong dibangun sebagai pos singgah dalam jaringan trayek.

Pelabuhan Tutukembong dibangun sejak 2012-2015 dengan biaya APBN dan memiliki sejumlah fasilitas berupa dermaga seluas 70x8 m2 dan dapat disinggahi kapal ukuran 1.000 DWT, trestle seluas 550x6 m2, causeway seluas 310x6 m2.

Fasilitas daratnya meliputi terminal, kantor, pos jaga, rumah pompa dan 1 unit genset.

Pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan pengumpan, yakni sebagai prasarana bongkar muat barang dan penumpang dan melayani angkutan laut perintis.

Pembangunan pelabuhan Tutukembong merupakan wujud komitmen pemerintah membangun infrastruktur trasnportasi guna meningkatkan konektivitas di wilayah perbatasan, terluar dan rawan bencana.

Pewarta: Simon Lolonlun

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017