Ternate, 17/11 (Antara Maluku9) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Maluku Utara (Malut) terus melakukan berbagai upaya untuk memberdayakan ekonomi perempuan di Malut, di antaranya melalui program pengembangan usaha kuliner.
"Kami memilih program pengembangan usaha kuliner sebagai salah satu upaya memberdayakan ekonomi perempuan di Malut, karena sesuai dengan keahlian perempuan dan tidak membutuhkan modal besar," kata Kepala DP3A Malut, Masni BSA di Ternate, Jumat.
Selain itu, usaha kuliner bisa dilakukan di rumah dalam bentuk usaha rumahan, sehingga tidak mengganggu peran perempuan, khususnya yang telah menikah dalam melaksanakan tanggung jawab keluarga, memiliki prospek pasar dan potensi bahan bakunya di Malut cukup banyak.
Menurut dia, untuk tahap pertama program pengembangan usaha kuliner tersebut, dilaksanakan di 14 kelurahan di Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate dan setelah itu akan dikembangkan di wilayah lainnya di Kota Ternate, termasuk di kabupaten/kota lainnya di Malut.
Usaha kuliner yang akan dikembangkan di 14 kelurahan di Kecamatan Kota Ternate Utara tersebut, semuanya yang menggunakan bahan baku ikan, karena selain lebih banyak diminati para perempuan setempat, juga di wilayah itu ada Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa.
Dalam melaksanakan program pengembangan usaha kuliner tersebut, kata Masni BSA, DP3A Malut akan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti Dinas Penindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Dinas Koperasi dan UKM.
Disperindag akan menangani masalah produksi, pengkemasan dan pemasaran, Dinas Kesehatan masalah kesehatan produksi, BPOM mengenai keamanan produksi serta Dinas Koperasi dan UKM untuk akses bantuan permodalan, baik dari instansi itu maupun perbankan dan sumber keuangan lainnya.
Ia menambahkan, DP3A Malut akan menjaling kerja sama dengan DP3A Bali, untuk pemasaran produk kuliner yang dihasilkan para perempuan yang masuk dalam program tersebut di Bali, terutama untuk produk kuliner yang bisa bertahan lama.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Kami memilih program pengembangan usaha kuliner sebagai salah satu upaya memberdayakan ekonomi perempuan di Malut, karena sesuai dengan keahlian perempuan dan tidak membutuhkan modal besar," kata Kepala DP3A Malut, Masni BSA di Ternate, Jumat.
Selain itu, usaha kuliner bisa dilakukan di rumah dalam bentuk usaha rumahan, sehingga tidak mengganggu peran perempuan, khususnya yang telah menikah dalam melaksanakan tanggung jawab keluarga, memiliki prospek pasar dan potensi bahan bakunya di Malut cukup banyak.
Menurut dia, untuk tahap pertama program pengembangan usaha kuliner tersebut, dilaksanakan di 14 kelurahan di Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate dan setelah itu akan dikembangkan di wilayah lainnya di Kota Ternate, termasuk di kabupaten/kota lainnya di Malut.
Usaha kuliner yang akan dikembangkan di 14 kelurahan di Kecamatan Kota Ternate Utara tersebut, semuanya yang menggunakan bahan baku ikan, karena selain lebih banyak diminati para perempuan setempat, juga di wilayah itu ada Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa.
Dalam melaksanakan program pengembangan usaha kuliner tersebut, kata Masni BSA, DP3A Malut akan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti Dinas Penindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Dinas Koperasi dan UKM.
Disperindag akan menangani masalah produksi, pengkemasan dan pemasaran, Dinas Kesehatan masalah kesehatan produksi, BPOM mengenai keamanan produksi serta Dinas Koperasi dan UKM untuk akses bantuan permodalan, baik dari instansi itu maupun perbankan dan sumber keuangan lainnya.
Ia menambahkan, DP3A Malut akan menjaling kerja sama dengan DP3A Bali, untuk pemasaran produk kuliner yang dihasilkan para perempuan yang masuk dalam program tersebut di Bali, terutama untuk produk kuliner yang bisa bertahan lama.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017