Ternate, 6/12 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) menganjurkan setiap pasangan calon pengantin di daerah ini yang akan melangsungkan pernikahan, terlebih dahulu menanam pohon di lingkungan masing-masing.
"Jumlah dan jenis pohon yang ditanam, diserahkan kepada masing-masing pasangan calon pengantin, tetapi sebaiknya jenis pohon yang ditanam adalah yang menjadi pohon khas di daerah ini," kata Sekretaris Kota Ternate, Tauhid Soleman di Ternate, Rabu.
Anjuran menanam pohom itu, merupakan salah satu upaya dari Pemkot Ternate untuk mendorong kepedulian masyarakat dalam kegiatan penanaman pohon, baik untuk kepentingan penghijauan maupun konservasi air bawah tanah di daerah ini.
Ia mengatakan, dunia saat ini menghadapi ancaman pemanasan global, sementara khusus di wilayah Ternate sendiri, mengalami ancaman krisis air bawah tanah, yang di antaranya ditandai dengan adanya rembesan air laut di sejumlah sumur bor milik PDAM setempat.
Oleh karena itu, masyarakat di Ternate harus berperan aktif mengantisipasi ancaman pemanasan global dan krisis air bawah tanah itu, dengan menanam pohon, seperti dengan memanfaatkan momentum ketika akan melangsungkan pernikahan.
Khusus untuk mengatasi ancaman krisis air bawah tanah, menurut Tauhid Soleman, upaya lain yang harus dilakukan masyarakat di daerah ini adalah membuat sumur resapan dan biopori di lingkungan masing-masing, agar air hujan lebih banyak terserap di dalam tanah.
Pemkot memberi apresiasi kepada Pemerintah Kecamatan Kota Ternate Utara, yang melaksanakan gerakan memanen dan menabung air hujan dalam bentuk pembuatan instalasi sumur resapan di setiap rumah warga.
"Gerakan itu tidak hanya memiliki fungsi konservasi air di bawah tanah, tetapi juga dapat menghemat penggunaan air bersih dari PDAM, karena air hujan yang ditampung bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan," katanya.
Pemkot Ternate telah pula membentuk Forum Penyelamat AIr, yang melibatkan berbagai instansi terkait dan organisasi kemasyarakatan, untuk mencegah terjadinya krisis air dalam skala besar di daerah ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Jumlah dan jenis pohon yang ditanam, diserahkan kepada masing-masing pasangan calon pengantin, tetapi sebaiknya jenis pohon yang ditanam adalah yang menjadi pohon khas di daerah ini," kata Sekretaris Kota Ternate, Tauhid Soleman di Ternate, Rabu.
Anjuran menanam pohom itu, merupakan salah satu upaya dari Pemkot Ternate untuk mendorong kepedulian masyarakat dalam kegiatan penanaman pohon, baik untuk kepentingan penghijauan maupun konservasi air bawah tanah di daerah ini.
Ia mengatakan, dunia saat ini menghadapi ancaman pemanasan global, sementara khusus di wilayah Ternate sendiri, mengalami ancaman krisis air bawah tanah, yang di antaranya ditandai dengan adanya rembesan air laut di sejumlah sumur bor milik PDAM setempat.
Oleh karena itu, masyarakat di Ternate harus berperan aktif mengantisipasi ancaman pemanasan global dan krisis air bawah tanah itu, dengan menanam pohon, seperti dengan memanfaatkan momentum ketika akan melangsungkan pernikahan.
Khusus untuk mengatasi ancaman krisis air bawah tanah, menurut Tauhid Soleman, upaya lain yang harus dilakukan masyarakat di daerah ini adalah membuat sumur resapan dan biopori di lingkungan masing-masing, agar air hujan lebih banyak terserap di dalam tanah.
Pemkot memberi apresiasi kepada Pemerintah Kecamatan Kota Ternate Utara, yang melaksanakan gerakan memanen dan menabung air hujan dalam bentuk pembuatan instalasi sumur resapan di setiap rumah warga.
"Gerakan itu tidak hanya memiliki fungsi konservasi air di bawah tanah, tetapi juga dapat menghemat penggunaan air bersih dari PDAM, karena air hujan yang ditampung bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan," katanya.
Pemkot Ternate telah pula membentuk Forum Penyelamat AIr, yang melibatkan berbagai instansi terkait dan organisasi kemasyarakatan, untuk mencegah terjadinya krisis air dalam skala besar di daerah ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017