Ambon (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Maluku berpartisipasi dalam gerakan penanaman 1 juta pohon matoa, memperingati Hari Bumi ke-55 tahun 2025.
Kegiatan penanaman pohon matoa dilaksanakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, H. Yamin, bersama pimpinan lembaga keagamaan dari lima agama, di halaman kantor Kanwil Kemenag Maluku di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan gerakan menanam pohon matoa, setelah diluncurkan Nasaruddin Umar, selanjutnya ditindaklanjuti di provinsi Maluku.
“Gerakan ini merupakan implementasi Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI, pada poin ke delapan, serta menjadi bagian dari program prioritas ekoteologi yang diusung Menteri Agama, “ katanya.
Ia menjelaskan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ekologis berbasis nilai agama, menciptakan lingkungan hijau yang berkelanjutan, sekaligus menginspirasi umat beragama untuk turut aktif menjaga kelestarian bumi.
Kemenag Maluku, katanya, memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai institusi pemerintah, tetapi juga sebagai motor penggerak gerakan peduli lingkungan.
Melalui aksi tanam pohon ini, Kemenag ikut menciptakan ruang hijau dan membangun kesadaran ekologis di kalangan masyarakat.
Ia menyatakan, gerakan penanaman 1 Juta pohon matoa, menjadi contoh nyata praktik baik dalam edukasi lingkungan hidup.
Melalui gerakan ini, masyarakat baik lingkungan pesantren, madrasah, dan umat beragama diajak membangun komitmen kolektif menjaga bumi dari dampak perubahan iklim.
“Ini bukan hanya gerakan simbolik, tetapi juga edukatif. Kita ingin warga di Maluku memahami pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bagian dari keimanan dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Kakanwil Kemenag Maluku, menyerahkan secara simbolis sebanyak 213 anakan pohon matoa kepada perwakilan madrasah, pondok pesantren, dan rumah ibadah yang dijadikan sebagai lokasi penanaman.
Gerakan ini turut didukung para pimpinan lembaga keagamaan di Maluku, tokoh umat Muslim, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, serta para pejabat eselon III, kepala madrasah negeri dan swasta se-Pulau Ambon, serta sejumlah ASN Kanwil Kemenag Maluku.*