Ambon, 7/2 (Antaranews Maluku) - PT Pelindo IV cabang Ambon menargetkan proses "direct export" atau ekspor langsung melalui pelabuhan Makassar tanpa melalui Surabaya.
Proses direct export statusnya dikeluarkan bea cukai Ambon tetapi kapal akan mampir di Makassar, yakni diangkut feeder di Makassar dan menggunakan kapal direct call dari Makassar tanpa melalui Surabaya, kata General Manager PT Pelindo IV cabang Ambon, Adi Novi Wahyudi.
"Kita targetkan proses direct export dilakukan paling lambat enam bulan kedepan via Makassar, karena sampai sekarang kita masih menunggu eksportir yang akan mengirimkan komoditi," katanya di Ambon, Selasa.
Menurut dia, ekspor langung melalui Makassar merupakan perintah langsung dari Direksi Pelindo, dengan menunjuk langusung tim untuk menangani konektivitas.
"Saya telah melakukan rapat untuk mencari konektivitas sekaligus kesulitan, karena tugas kami jika ada komoditi kami akan siapkan feeder (kapal), tetapi jika belum ada kapal maka minimal harus ada 30 kontainer baru proses ekspor langsung dapat dilakukan," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya menggerakkan ekspor langsung kawasan timur melalui Makassar dengan berkerjasama dengan SITC International Holding Ltd menjadi salah satu perusahaan pelayaran asing, yang akan melanjutkan pelayaran ke negara tujuan yakni kawasan Asia.
"Koordinasi telah dilakukan dengan pihak SITC untuk memberikan jadwal kapal, waktu kegiatan dan biaya yang akan disampaikan ke eksportir," ujarnya.
Ia mengatakan, ekspor langsung merupakan upaya membangun dan meningkatkan sinergi antara perseroan dan Pemprov Maluku, khususnya untuk mendukung kelancaran distribusi logistik, atau barang kebutuhan masyarakat.
"Proses ekspor langsung dari wilayah Indonesia Timur khususnya provinsi Maluku merupakan upaya untuk menghilangkan disparitas, atau perbedaan harga," ujarnya.
Ia menyatakan, mensukseskan program tersebut pemerintah juga tengah membangun Rumah Kita yang merupakan wadah, atau tempat penampungan, pengepul barang-barang yang akan diangkut.
Rumah Kita dapat dipastikan, stok barang yang akan diangkut selalu tersedia, sehingga kapal akan ada muatannya dan jika berjalan baik akan menghilangkan disparitas harga barang antara wilayah Barat dengan wilayah Timur Indonesia.
Ditambahkannya, saat ini delapan daerah telah melaksanakan direct eksport seperti Makassar, Jayapura, Sorong, Balikpapan, Tarakan, Bitung, Ambon dan Pantoloan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Proses direct export statusnya dikeluarkan bea cukai Ambon tetapi kapal akan mampir di Makassar, yakni diangkut feeder di Makassar dan menggunakan kapal direct call dari Makassar tanpa melalui Surabaya, kata General Manager PT Pelindo IV cabang Ambon, Adi Novi Wahyudi.
"Kita targetkan proses direct export dilakukan paling lambat enam bulan kedepan via Makassar, karena sampai sekarang kita masih menunggu eksportir yang akan mengirimkan komoditi," katanya di Ambon, Selasa.
Menurut dia, ekspor langung melalui Makassar merupakan perintah langsung dari Direksi Pelindo, dengan menunjuk langusung tim untuk menangani konektivitas.
"Saya telah melakukan rapat untuk mencari konektivitas sekaligus kesulitan, karena tugas kami jika ada komoditi kami akan siapkan feeder (kapal), tetapi jika belum ada kapal maka minimal harus ada 30 kontainer baru proses ekspor langsung dapat dilakukan," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya menggerakkan ekspor langsung kawasan timur melalui Makassar dengan berkerjasama dengan SITC International Holding Ltd menjadi salah satu perusahaan pelayaran asing, yang akan melanjutkan pelayaran ke negara tujuan yakni kawasan Asia.
"Koordinasi telah dilakukan dengan pihak SITC untuk memberikan jadwal kapal, waktu kegiatan dan biaya yang akan disampaikan ke eksportir," ujarnya.
Ia mengatakan, ekspor langsung merupakan upaya membangun dan meningkatkan sinergi antara perseroan dan Pemprov Maluku, khususnya untuk mendukung kelancaran distribusi logistik, atau barang kebutuhan masyarakat.
"Proses ekspor langsung dari wilayah Indonesia Timur khususnya provinsi Maluku merupakan upaya untuk menghilangkan disparitas, atau perbedaan harga," ujarnya.
Ia menyatakan, mensukseskan program tersebut pemerintah juga tengah membangun Rumah Kita yang merupakan wadah, atau tempat penampungan, pengepul barang-barang yang akan diangkut.
Rumah Kita dapat dipastikan, stok barang yang akan diangkut selalu tersedia, sehingga kapal akan ada muatannya dan jika berjalan baik akan menghilangkan disparitas harga barang antara wilayah Barat dengan wilayah Timur Indonesia.
Ditambahkannya, saat ini delapan daerah telah melaksanakan direct eksport seperti Makassar, Jayapura, Sorong, Balikpapan, Tarakan, Bitung, Ambon dan Pantoloan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018