Ambon, 22/5 (Antaranews Maluku) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon melakukan uji sampel takjil yang diduga mengandung bahan berbahaya.

"Tahap pertama kami melakukan uji sampling takjil di tiga lokasi yakni kawasan Air Salobar, Waihaong, dan depan Masjid Raya Al Fatah. Ada 12 sampel yang diduga mengandung rhodamin B, boraks, dan methanil yellow yang diuji," kata Kepala BPOM Ambon, Hariani, Selasa.

Ia mengatakan, pengujian menggunakan alat "test kit" di mobil laboratorium BPOM terhadap 12 sampel takjil secara langsung di lokasi penjualan takjil.

Sebanyak 12 sampel yang diuji test kit itu, sembilan sampel diduga mengandung rhodamin B hasilnya negatif, sedangkan satu sampel yang diduga mengandung boraks, dan dua sampel mengandung methanil yellow ternyata hasilnya juga negatif.

"Kita beryukur dari tiga lokasi yang diambil sampel semuanya negatif tidak mengandung bahan berbahaya, tetapi belum tentu di lokasi lain aman, karena itu kami akan melanjutkan uji sampel ke seluruh lokasi yang menjual takjil," katanya lagi.
 
BPOM Ambon melakukan pengambilan sampel takjil (makanan buka puasa) di tiga lokasi untuk mencegah adanya makanan tidak layak konsumsi dan mengandung bahan berbahaya. (Penina Mayaut)

Hariani menjelaskan, pengawasan takjil dilakukan pada sejumlah lokasi yang menjual makanan berbuka puasa, yakni kawasan Batu Merah, Kebun Cengkeh, Galunggung, Air Besar, Poka, Waiheru, Nania, Wayame, dan Tulehu.

"Setelah tiga lokasi itu, kami akan melanjutkan ke kabupaten dan kota lainnya, selama bulan Ramadhan 1439 Hijriah ini," ujarnya pula.

Diakuinya, uji sampel penganan untuk berbuka dilakukan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Sampel makanan diuji keamanannya meliputi uji parameter kimia dan mikrobiologi. Uji parameter kimia meliputi rhodamin B, formalin, boraks dan metanil yellow. Rodhamin B akan diuji melalui sampel pangan sirop merah, kue, dan kerupuk merah.

Sedangkan formalin akan diuji melalui tahu, bakso, mi, dan ikan, baik yang dimasak gulai maupun digoreng. Sedangkan metanil yellow diperiksa melalui sirup dan kue. Borax diuji melalui bakso, kerupuk, gado-gado dan ketupat.

"Uji parameter mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri coliform dalam makanan, yakni Angka Lempeng Total (ALT) dan "Most Probable Number (MPN) Coliform", ujarnya.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018