Ternate, 24/7 (Antaranews Maluku) - Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, memaksimalkan peran petugas di Puskesmas dalam upaya mencegah terjadinya gizi buruk terhadap balita di daerah itu.

"Dinkes memaksimalkan peran Puskesmas, karena melalui Puskesmas dapat diketahui perkembangan kondisi balita, termasuk mengenai pemenuhan kebutuhan gizinya," kata Kepala Dinkes Kota Tidore Kepulauan, Abdullah Maradjabessy ketika dihubungi dari Ternate, Selasa.

"Jika dalam Puskesmas ditemukan ada balita yang menunjukkan indikasi kekurangan gizi, seperti pertumbuhannya tidak normal atau berat badan balita tidak sesuai usianya maka balita yang bersangkutan langsung mendapat penanganan khusus," katanya lagi.

Menurut dia, gizi buruk bisa saja menerpa balita dan anak-anak lantaran salah satu kondisi ekonomi orang tuanya dibawah standar, sehingga ini penyebab tingginya angka gizi buruk di Indonesia, karena faktor ekonomi keluarga yang sulit apabila dihadapkan dengan tingginya biaya bahan makanan.

Selain itu, untuk mencegah gizi buruk di daerah itu maka Dinkes Kota Tidore Kepulauan memberikan bantuan tambahan makanan bergizi kepada balita, terutama dari kalangan keluarga yang tidak mampu serta meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.

Abdullah juga meminta seluruh Puskesmas yang ada di daerah itu untuk menyebar keseluruh kelurahan atau desa untuk mengindentifikasi kepada penderita balita dan mengimbau kepada para orang tua jika ada balita mereka yang mengalami gizi buruk maka segera membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat penanganan.

Selama ini yang sering terjadi pada?anak-anak usia 1 sampai 3 tahun yang merupakan masa kritis untuk mengalami masalah gizi buruk, sebab ini juga faktor berikutnya adalah sanitasi dimana kondisi rumah dengan yang kurang baik maka akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya balita dan anak-anak terganggu, karena sanitasi yang buruk juga akan mencemari berbagai bahan makanan yang akan dimasak.

Kepala Dinkes juga menjelaskan bahwa ada persepsi yang salah yang sering muncul dari para orang tua, sehingga membuat mereka malas datang ke Posyandu atau Puskesmas terdekat, karena faktor ini lah membuat anak terus berada dalam kondisi gizi buruk dan menyebabkan balita dan anak-anak menjadi sering sakit.

Ia menambahkan, untuk biaya operasional kesehatan untuk Puskesmas harus lebih digunakan agar memastikan ke semua rumah-rumah, agar memastikan tidak ada lagi balita dan anak-anak yang menderita gizi buruk jika ditemukan lagi maka harus cepat ditangani dengan baik, karena kebiasaan orang tua selama ini terjadi ketika balita atau anak mereka menderita gizi buruk diminta untuk segera dibawah ke rumah sakit, sering kali mereka masih mempertimbangan keluarga untuk mengizinkannya karena alasan biaya perawatan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018