Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengirimkan tim khusus ke Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) guna memantau dan mempercepat penanganan wabah penyakit anjing gila atau rabies yang menyerang warga di daerah itu sejak Juli lalu.
"Tim khusus Kementan akan turun ke MTB setelah selesai Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah. Tim ini tugasnya membantu tim Kabupaten dan Provinsi Maluku yang masih bertugas di sana," kata Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Maluku, Jasmin Badjak kepada ANTARA di Ambon, Jumat.
Menurutnya, kasus gigtan anjing pertama kali terjadi di Desa Larat, Kecamatan Tanimbar Utara dan meluas dengan cepat di mana mengakibatkan 19 orang meninggal dunia dan 357 warga terkena gigitan.
Namun kasusnya terlambat dilaporkan dan baru diketahui Kementerian Pertanian pada 27 Juli.
Setelah dikoordinasikan hingga ke pemerintah pusat, diputuskan untuk menurunkan tim beranggotakan 10 orang dari Balai Besar veteriner Maros, Makassar, Sulawesi Selatan, Laboratorium Tipe B Peternakan, Dinas Pertanian Maluku, Tim zoonosis Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan dan staf karantina hewan Maluku
"Tim itu sudah bekerja sejak tanggal 5 Agustus lalu," kata Jasmin Badjak.
Ia menyatakan, meluasnya wabah rabies di MTB disebabkan kebiasaan warga setempat yang masih mempercayai mistik serta tidak merasa yakin bahwa kebanyakan korban tewas akibat terserang virus tersebut.
"Masyarakat MTB juga memelihara anjing sebagai mata pencariannya, sehingga tidak bersedia memberikan binatang peliharaannya untuk diperiksa dan dimusnahkan bila diketahui mengidap rabies" katanya.
Jasmin Banjak, menambahkan pihaknya bersama Bupati MTB Bitsael Silvester Temar juga telah melaporkan kasus wabah penyakit rabies itu kepada Menteri Pertanian Suswono, dan diinstruksikan untuk ditangani serius dengan melibatkan semua instansi teknis hingga tuntas.
"Kami bersama tim Kementan berupaya optimal dengan memanfaatkan semua fasilitas yang dimiliki untuk menangani kasus penyakit ini sehingga tidak meluas dan menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Dia berharap warga MTB dengan rela menyerahkan anjing maupun kucing dan kera yang terindikasi terserang virus rabies untuk dieliminasi (dimusnahkan) sehingga memutuskan mata rantai penyebaran penyakit tersebut.
Sedikitnya 4.000 dosisi vaksin telah dikirim Dinas Pertanian Maluku ke MTB, di samping ribuan vaksin lainnya dari Dinas Kesehatan Maluku, sehingga diharapkan mencukupi untuk menangani wabah penyakit tersebut.
Wabah rabies yang terjadi di MTB sejak sebulan lalu itu, telah dikategorikan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah warga Larat yang digigit dan menjalani perawatan Dinas Kesehatan setempat sebanyak 357 orang, di mana 19 diantaranya meninggal dunia.
Kasus gigitan anjing pertama kali terjadi di Desa Larat, Kecamatan Tanimbar Utara dan berawal dari seorang wanita tua membawa anjing jenis Peking dari Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku, Desember 2009.
Anjing Peking ini kemudian menularkan virus kepada anjing lainnya melalui gigitan dan akhirnya menyebar pada manusia dan menimbulkan korban jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010