Ambon, 1/11 (Antaranews Maluku) - Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Lateri, Kecamatan Baguala, Kota Ambon mendeklarasikan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA), di depan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise dan Wakil Wali Kota Ambon, Syarif Hadler, Kamis.
Deklarasi SRA ditandai dengan pembacaan komitmen oleh kepala sekolah dan dewan guru, serta penandatanganan deklarasi oleh seluruh warga sekolah.
SDN 2 Lateri berkomitmen untuk mengembangkan model sekolah ramah anak yang anti -kekerasan, anti-diskriminasi dan perlakukan negatif lainnya, bagi seluruh warga sekolah.
Langkah tersebut dilakukan untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan dan transparan, serta tercapainya pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Kepala Sekolah SDN 2 Lateri, Petronela Mual menyatakan, sekolah ini siap menjalankan Sekolah Ramah Anak dengan menerapkan enam indikator.
"SRA bukan hanya dalam belajar di kelas tetapi juga diluar kelas. Yang terpenting adalah tidak terjadi kekerasan terhadap anak didik baik dilakukan guru maupun sesama siswa," ujarnya.
Pihaknya beryukur, SDN 2 Lateri terpilih untuk mendeklarasikan SRA, hal ini ditunjang dengan fasilitas yang telah disiapkan yakni tersedianya ruang belajar yang nyaman, kantin yang sehat, Unit Kesehatan Siswa (UKS) dan berbagai fasilitas lainnya.
"Kita juga bersyukur menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (Menpppa) datang ke sekolah kami, dan menyaksikan langsung deklarasi SRA," tandasnya.
Patronela mengakui, pihaknya juga mulai menerapkan Belajar Di luar Kelas bagi siswa, sebagai upaya untuk mengenal lingkungan sekitar.
Menteri Yohana juga berkesempatan menyerahkan piagam penghargaan kepada kepala sekolah SDN2 Lateri Ambon, atas partisipasi dalam kegiatan belajar di luar kelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Deklarasi SRA ditandai dengan pembacaan komitmen oleh kepala sekolah dan dewan guru, serta penandatanganan deklarasi oleh seluruh warga sekolah.
SDN 2 Lateri berkomitmen untuk mengembangkan model sekolah ramah anak yang anti -kekerasan, anti-diskriminasi dan perlakukan negatif lainnya, bagi seluruh warga sekolah.
Langkah tersebut dilakukan untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan dan transparan, serta tercapainya pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Kepala Sekolah SDN 2 Lateri, Petronela Mual menyatakan, sekolah ini siap menjalankan Sekolah Ramah Anak dengan menerapkan enam indikator.
"SRA bukan hanya dalam belajar di kelas tetapi juga diluar kelas. Yang terpenting adalah tidak terjadi kekerasan terhadap anak didik baik dilakukan guru maupun sesama siswa," ujarnya.
Pihaknya beryukur, SDN 2 Lateri terpilih untuk mendeklarasikan SRA, hal ini ditunjang dengan fasilitas yang telah disiapkan yakni tersedianya ruang belajar yang nyaman, kantin yang sehat, Unit Kesehatan Siswa (UKS) dan berbagai fasilitas lainnya.
"Kita juga bersyukur menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (Menpppa) datang ke sekolah kami, dan menyaksikan langsung deklarasi SRA," tandasnya.
Patronela mengakui, pihaknya juga mulai menerapkan Belajar Di luar Kelas bagi siswa, sebagai upaya untuk mengenal lingkungan sekitar.
Menteri Yohana juga berkesempatan menyerahkan piagam penghargaan kepada kepala sekolah SDN2 Lateri Ambon, atas partisipasi dalam kegiatan belajar di luar kelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018