Langgur, 9/11 (Antaranews Maluku) - Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun bersama pihak PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara dan PLN Area Tual mengunjungi PLN Ranting Elat yang melayani kebutuhan listrik masyarakat di Kei Besar, Jumat.

Kunjungan tersebut untuk melihat langsung persoalan di wilayah Kei Besar, dimana belum semua ohoi (desa) teraliri listrik 24 jam.

"Untuk listrik di Kei Besar, selama ini kita tahu bersama persoalannya. Jadi kita berusaha, kebetulan saat ini kita bersama ?Kepala Cabang PLN Tual, dan Menager SDM PT PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara bersama-sama meninjau PLN Elat," kata bupati.

Ia menyatakan kunjungan itu juga sekaligus untuk meninjau lahan yang akan digunakan bagi penempatan mesin baru di PLN Elat.

"Soal lahan, saya langsung menghubungi orang yang punya dan ia langsung memberikan 1 hektare. Masalah pembebasan lahan akan diselesaikan oleh pemerintah daerah, setelah ditetapkan tahun depan," kata Thaher.
 
Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun didampingi pejabat PLN Maluku dan Maluku Utara mengunjungi PLN ranting Elat, Jumat (9/11) (Chemo Labetubun)

Kalau sudah lancar pemasangan mesin baru dan jaringan listrik, kata bupati, paling tidak di awal-awal tahun depan listrik dapat merata di Kei Besar.

"Listrik di Kei Besar selama ini sering kita dengar `yah yo, yah yo` dari masyarakat Kei Besar, maka saat ini kita harus jawab hanya 'ya' saja dan kita berusaha untuk sepenuhnya masyarakat dilayani untuk pemenuhan listrik", katanya.

Ia juga meminta pengertian masyarakat Kei Besar, terutama soal lahan yang akan dilewati oleh jaringan listrik, dan akan diselesaikan oleh pemerintah daerah.

"Biarlah PLN bekerja, misalkan ada pohon kelapa satu atau dua milik masyarakat, biarlah Camat melaporkan ke pemerintah daerah dan diselesaikan," katanya.

Bupati berharap pembangunan jaringan listrik di Kei Besar tidak terhambat, dimana saat ini sudah sampai di Ohoi Banda Eli dan sekitarnya. Di Ohoi Mun, Ohoi AD jaringan sudah sampai tetapi belum teraliri dan akan diusahakan secepatnya.

"Jangan lagi ketika tiang sudah terpasang lalu beberapa hari kemudian sudah dirubuhkan orang. Jika masih seperti itu, maka itu berarti masyarakat tidak mau menerimanya," kata bupati menandaskan.

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018