Ternate, 26/11 (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) memastikan harga komoditi kopra mengalami kenaikan pada Senin (26/11) menyusul tingginya permintaan akan komoditi itu.

"Pemprov telah intervensi dalam melakukan pendataan terhadap mahasiswa anak petani pada semester pertama di semua perguruan tinggi yang ada di Malut untuk di subsidi pada pembiayaan semester," kata Sekprov Malut, Muabdin A Radjab di Ternate, Senin.

Ia menyatakan intervensi ini dilakukan untuk membantu anak petani dan kami juga akan melakukan intervensi pasar dengan menggelar pasar murah di 10 kabupaten/kota di Malut pada perayaan Natal dan tahun baru.

Bahkan, dalam dua hari terakhir harga komoditi kopra mengalami kenaikan hingga mencapai Rp4.100 per kg dengan harga komoditi kopra di berbagai kabupaten/kota mengalami kenaikan, menyusul tingginya permintaan di berbagai daerah pengumpul hasil bumi itu.

Di Kota Ternate misanya saat ini harga di angka Rp3.400 per kg, namun saat ini harga kopra dibeli pengusaha pengumpul hasil bumi Rp4.100 per kg dan Tobelo Halmahera Utara dengan harga Rp3.800 per kg dan harga tersebut tak berbeda dengan harga di Kota Bitung Sulawesi Utara mencapai Rp5.300 per kg dan Kota Surabaya mencapai Rp5.700 per kg.

Sebelumnya, Sekprov Malut, Muabdin Hi Radjab dan didampingi Kadis Pangan Saiful Turuy menemui ratusan mahasiswa dan menyatakan telah mengambil langkah untuk membentuk sebuah tim terpadu dalam rangka menanggulangi persoalan harga kopra.

"Tim terpadu yang dibentuk memiliki tiga tugas pokok yakni jangka pendek, jangka meneggah dan jangka panjang, dan sudah tercatat dalam beberapa poin di tiga pokok itu, dan dipastika dari tiga poin itu akan bisa mengalami perubahan harga," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018