Ambon (ANTARA) - Harga kopra yang ditawarkan para pengumpul di Kota Ambon terus bergerak naik cukup tajam hingga mencapai Rp8.000/Kg, jika dibandingkan pertengahan bulan Oktober yang hanya Rp6.800.
Hasil pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan di Jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu gajah, Selasa, terlihat pengumpul menawarkan harga kopra Rp8.000/Kg atau naik dari sebelumnya Rp6.800.
Selain itu harga biji pala bundar juga bergerak naik dari sebelumnya Rp65.000, kini menjadi Rp70.000/Kg.
Sedangkan harga komoditi lain seperti fuli pala (pembungkus biji pala) hingga kini masih normal yakni Rp230.000/Kg, cengkih Rp52.500/Kg, kecuali coklat sedikit mengalami penurunan yakni Rp26.000/Kg, atau turun dari sebelumnya Rp28.000.
Evi, pengumpul di lokasi transaksi di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu gajah mengatakan, sekarang perkembangan harga kopra cukup membawa angin segar bagi para petani di daerah ini, sebab harga kopra terus bergerak naik.
"Sangat menguntungkan harga yang dipatok sekarang ini, jika dibandingkan dengan dua tiga bulan sebelumnya yang turun hingga mencapai Rp4.000/Kg," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, pada masa pandemi COVID-19 sekarang ini banyak petani yang belum datang untuk menjual hasil olahan maupun hasil perkebunan lainnya.
Dia mengatakan, perubahan harga yang terjadi di Kota Ambon selalu mengikuti perkembangan harga di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kalau terjadi perubahan harga naik atau turun di Surabaya, hal sama pasti terjadi di Ambon.
Hal ini disebabkan karena hasil pembelian berbagai jenis hasil perkebunan Maluku dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama.
Dia menambahkan, sekarang ini banyak petani yang datang untuk menjual cengkih hasil panen mereka, hanya saja harga cengkih masih bertahan Rp52.500/Kg, dan sudah bertahan sejak awal bulan Oktober 2020.
Harga kopra di Ambon terus bergerak naik
Selasa, 27 Oktober 2020 9:44 WIB