Ternate, Malut (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin), melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Maluku Utara (Malut), melakukan pemeriksaan sebanyak 333 ton kopra asal Malut, yang akan dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
"Kopra sebagai salah satu komoditas unggulan Maluku Utara dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Manado, dan Bitung. Sebelum dilalulintaskan, kopra wajib menjalani pemeriksaan karantina guna memastikan keamanan dan kualitasnya," kata Kepala Karantina Malut Willy Indra Yunan di Ternate, Selasa.
Dia mengatakan, pada Minggu (10/2/2025), petugas Karantina Malut melalui Satuan Pelayanan Bacan melakukan pemeriksaan terhadap 333 ton kopra yang akan dikirim ke Surabaya. Kopra tersebut nantinya akan diberangkatkan menggunakan KM Bahar Mas.
Tindakan karantina yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik, verifikasi jumlah dan jenis, serta pengecekan kesesuaian dokumen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa kopra bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), sehingga layak untuk dikirim dan diperdagangkan.
Dengan adanya pemeriksaan ini, diharapkan kopra dari Maluku Utara tetap terjaga kualitasnya dan dapat bersaing di pasar nasional.
Harga kopra di Kota Ternate dan berbagai daerah lainnya di Malut mengalami lonjakan signifikan pada Desember 2024 dan saat ini harga di tingkat pasar mencapai Rp14.500 per kg.
Sementara, salah seorang pengusaha pengumpul hasil bumi, Ishak mengatakan harga kopra gudang dan harian sejak awal Januari 2025 lalu, berada di kisaran Rp12 ribu per kilogram, kini harga kopra di gudang mencapai Rp14.500 per kilogram, sementara kopra harian dijual seharga Rp13.000 per kilogram.
"Memang, kenaikan harga ini dipengaruhi oleh skema permintaan pasar, sebab, kalau permintaan kecil, harga rendah, namun, jika permintaan tinggi, harga akan melonjak. Beberapa waktu lalu petani kelapa menahan hasil olahan kelapanya. Hal ini membuat permintaan pasar meningkat sehingga harga ikut alami kenaikan," ujarnya.
Kenaikan harga kopra ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani kelapa di Ternate dan meringankan beban operasional. Namun, para petani berharap pemerintah dapat membantu menjaga stabilitas harga di masa mendatang.
Lonjakan harga kopra ini membawa angin segar bagi para petani di sejumlah daerah di Malut.
Agus, salah satu petani kelapa, mengaku senang dengan peningkatan harga tersebut.
"Semoga harga ini terus meningkat. Beberapa bulan lalu saat harga kopra masih di kisaran Rp12 ribu per kilogram, kami kesulitan menutupi biaya operasional. Alhamdulillah, sekarang harga naik. Tadi, saya jual kopra dengan harga Rp14.000 per kilogram, ini membantu kami membayar upah buruh yang tertunda," ujarnya.