Ternate, 8/12 (ANTARA News) - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara bersama DPRD setempat menyepakati kenaikan tarif air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ternate menyusul tingginya biaya operasional.

"Kami sudah melakukan konsultasi dengan Komisi II DPRD Kota Ternate, dan sudah ada kesepakatan dari Komisi II dan Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman dengan terbitnya Perwali mengenai penyesuaian tarif dasar air bersih," kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Syaiful Djafar di Ternate, Sabtu.

Dia mengaku, sudah ada kesepakatan dari Komisi II DPRD Kota Ternate dan Wali Kota Ternate sebab tahun lalu rencana kenaikan tarif air bersih ditunda, namun, Wali Kota Ternate tetap sepakat dengan kenaikan yang dilakukan oleh PDAM, agar masyarakat tetap menjaga air di rumah masing-masing.

"Saya memakai konsep baru, karena konsep yang lama semuanya naik biar pun pemakaian airnya terbatas. Tapi sekarang sudah diatur dalam Permendagri Nomor 71 tahun 2016 tidak ada pmerataan kenaikan tarif air di semua pelanggan, karena kenaikan tarif hanya untuk pemakaian air di atas 20 m3 ke atas," ujarnya.

Hal itu bertujuan agar pemakaian air bisa terbatas di setiap rumah, agar tidak ada dampak air di Kota Ternate dan kenaikan ini juga untuk mengatasi madalah air di beberapa kelurahan karena di Ternate masuk dalam pemborosan air? ke-6 di banding kota-kota besar semisal Ambon, Bandung, Yogyakarta, Manado, Makassar, Semarang dan Medan.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan Kabag Hukum, dan Kabag Hukum menyatakan, Perda nomor 28 tahun 2011 tentang pelayanan PDAM, harus melakukan konsultasi dengan DPRD dan itu sudah ada tanda tangan mmterai, berarti sudah bisa disahkan," ujarnya.

Dari hasil konsultasi dengan DPRD dan Wali Kota sesuai dengan konsep baru ini maka dua pihak tersebut sepakat menaikan tarif air sesuai dengan peraturan yang berlaku, agar pemakaian air di Kota Ternate bisa stabil.

"Apalagi, pelanggan PDAM Ternate kurang lebih 29.500, itu 6.627 sambungan menggunakan air antara 11-20 m3 atau 23 persen, kemudian yang di atas itu 5.248 sambungan atau 19 persen menggunakan 21-30 m3, kemudian ada juga pelanggan yang menggunakan air di atas 30 m3 kurang lebih 11 persen, ada 3.000 pelanggan yang menggunakan air 30-31 m3, kemudian yang menggunakan air 41-50 m3 ada 1791 atau hanya 6 persen," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018