Ambon, 20/1 (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, adanya tekanan rendah di wilayah perairan Laut Arafura mempengaruhi kondisi cuaca di Maluku pada beberapa hari kedepan.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Minggu, mengatakan, kondisi itu dapat menyebabkan terjadinya pumpunan angin di sekitar wilayah Maluku bagian Selatan dan pembelokan massa udara di sekitar wilayah Maluku bagian Tengah.

Kondisi ini dapat meningkatkan potensi tumbuhnya awan-awan hujan yang disertai dengan angin kencang sesaat sehingga dapat meningkatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah Laut Banda, Perairan Babar, Perairan Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Kai, Perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Sermata hingga Leti, dan Laut Arafura.

Keadaan ini juga dapat disertai dengan angin kencang sesaat dan memungkinkan peningkatan tinggi gelombang yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Kondisi sinoptik, angin umumnya bertiup dari Selatan - Utara dengan kecepatan terbesar 20 Knots (40 KM/Jam).

Ot mengemukakan, gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di Laut Maluku bagian Utara.

Sedangkan, gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi Perairan Utara Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kei hingga Aru, Laut Maluku bagian Selatan,

Disinggung potensi hujan, dia menjelaskan, intensitas lebat disertai petir dan angin kencang berpeluang terjadi di Kota Ambon maupun Tual serta Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur(SBT), Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat(MTB), dan Maluku Barat Daya(MBD).

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang

Sedangkan, suhu bervariasi 23 hingga 31 derajat Celcius dan kelembaban 60 hingga 100 persen.

Ot mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Dia mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tandas Ot.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019