Provinsi Maluku pada pekan terakhir Maret 2019 mengekspor lagi 10 ton tuna segar ke Jepang karena peminatnya relatif tinggi.

Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselanno, dikonfrimasi, Sabtu, membenarkan pengusaha mengekspor 10 ton tuna segar ke Jepang karena minat masyarakatnya relatif tinggi.

"investor memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang transit di Jakarta, menyusul kebijakan Pemprov Maluku melalui tim peningkatan ekspor Maluku yang dilantik Gubernur Said Assagaff pada 8 November 2018," ujarnya.

Tim peningkatan ekspor Provinsi Maluku diketuai Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar beranggotakan Dinas Perindag , Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas Pertanian, Badan Karantina Ikan, Bea dan Cukai, PT Pelindo, PT Angkasa Pura, Bank Indonesia Perwakilan Ambon, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Kemudian, penerapan pelayanan ekspor 247 artinya semua pihak siap memberikan pelayanan selama 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu tanpa libur, hingga produk ekspor tiba di negara tujuan.

Sistem pelayanan ini juga menjamin seluruh dokumen ekspor yang dibutuhkan dapat diselesaikan dalam waktu cepat, termasuk saat barang akan diberangkatkan melalui pelabuhan Yos Sudarso Ambon maupun Bandara internasional Pattimura menuju negara tujuan.

Elvis menyatakan peningkatan ekspor Maluku sejak awal Januari hingga pekan terakhir Maret 2019 sudah mencapai 5 juta dolar AS.

"Itu berarti mencapai 50 persen dari total nilai ikan tuna  Maluku yang dikembangkan pada Februari 2018," katanya.

Elvis mengemukakan peningkatan volume maupun nilai ekspor ikan Maluku ini, seiring pemberlakukan dokumen ekspornya diterbitkan di Ambon.

"Jadi tidak lagi ikan diantarpulaukan ke Makassar, Sulawesi Selatan atau Surabaya, Jawa Timur, Bali maupun Jakarta, selanjutnya dilabel asal daerah ekspor bukan label daerah asal produksi ikan sehingga Maluku mengalami kerugian besar," katanya.

Dia mengakui para eksportir saat ini sedang menjajaki pangsa pasar di Eropa maupun Amerika Serikat agar meningkatkan, baik volume maupun nilainya.

"Pastinya, kualitas ekspor ke Amerika maupun Eropa haruslah kualifikasi A karenanya ketat peraturan di sana," ujar Elvis.

Dia mengapresiasi terobosan ekspor komoditi laut lainnya yakni kepiting bakau hidup asal kabupaten Kepulauan Aru ke negara tujuan Malaysia dan Singapura.

Kepiting bakau hidup ini dipasok dari Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru yang memiliki populasi jenis biota laut non ikan melimpah.

"Jadi UD Putri Desi selaku eksportir memasoknya dari Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru ke Bandara internasional Pattimura, selanjutnya diekspor langsung ke Malaysia dan Singapura melalui Jakarta," kata Elvis.

Dia menyatakan para konsumen dari China sebenarnya berminat juga terhadap kepiting bakau hidup Maluku, tetapi ekspor UD Putri Desi masih membenahi sejumlah dokumen.

"Pastinya, pasar ekspor saat ini menjanjikan untuk kepiting bakau hidup Maluku sehingga tinggal Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis membina para nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru maupun lainnya memanfaatkan peluang usaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun kesejahteraan masyarakat pesisir," tandas Elvis.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019