Sebagian besar petani yang menjual kopra di lokasi transaksi jual beli di kota Ambon mengeluhkan perubahan harga kopra hanya naik Rp200 per Kg yakni dari Rp3.800 menjadi Rp4.000 per Kg.

"Kami belum menerima harga yang ditawarkan para pembeli, terlalu murah," kata petani kopra dari pulau Seram, Markus di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan, perkembangan harga belum memuaskan karena awal April 2019 sempat bergerak naik mencapai Rp4.500/Kg, kemudian turun  menjadi Rp3.800, dan kini naik yakni  Rp4.000/Kg.

"Tidak mengeluh bagaimana, harga kopra ini tidak menentu sejak pertengahan  2018 hingga menjelang pertengahan  2019," ujarnya.

Kalau harga kopra terus begini, lanjutnya, terpaksa hasil panen harus dibagi, sebagian buat kopra sebagian jual langsung ke pasar guna mendapatkan uang untuk membeli keperluan sehari-hari.

Inang, pengumpul yang ditemui di lokasi transaksi di kawasan pertokoan pasar Mardika, mengatakan harga kopra kembali bergerak naik hanya saja tidak berarti, sebab perubahan naik hanya dari Rp3.800 menjadi Rp4.000/Kg.

"Informasi yang saya dapat terkait perubahan harga ini sesuai dengan yang terjadi di Surabaya yang selama ini dijadikan pasar utama sekaligus pelabuhan ekspor," ujarnya.

Kalau terjadi perubahan harga di Surabaya pasti akan terjadi juga di Ambon, sebab hasil penjualan di Ambon dijual lagi ke Surabaya.

Sedangkan untuk harga cengkih hingga kini masih terus bertahan yakni Rp84.000/Kg, harga ini sudah bertahan sejak dua minggu yang lalu, dan harga kopra sedikit terjadi perubahan naikl dari Rp34.000 menjadi Rp37.000/Kg.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019