Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Maluku mencatat pada 2018 indeks pembangunan manusia (IPM) daerah ini mencapai 68,87, meningkat sebesar 0,68 poin dibandingkan dengan 2017 yang sebesar 68,19.

"Pada 2018 IPM di Maluku masih berstatus "sedang", masih sama dengan 2017," kata Kepala BPS provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Rabu..

Sejak 2010 hingga 2018 tercatat IPM Maluku masih berstatus sedang.

Dumangar mengatakan, selama periode 2017 hingga 2018 komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan, bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 65,59 tahun, meningkat 0,19 tahun dibandingkan 2016.

Anak-anak usia tujuh tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,92 tahun, meningkat 0,01 tahun dibanding  2017. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,58 tahun meningkat 0,20 tahun dibanding tahun sebelumnya.

Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp8,72 juta  pada 2018 meningkat Rp288,00 ribu dibanding tahun sebelumnya.

Dumangar menjelaskan, IPM didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

"IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya," katanya.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu kecepatan dan status pencapaian.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019