Bank Indonesia (BI) menilai inflasi pada Mei 2019 yang mencapai 0,68 persen bersifat musiman dan meyakini bahwa ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali.
"Kami meyakini ini adalah musiman, musiman Lebaran. Kami masih meyakini ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Perry menjelaskan bahwa pada Ramadhan itu memang naik sedikit lebih tinggi dari diperkirakan oleh pihaknya.
"Ingat sebelum Ramadhan, berdasarkan survei pemantauan harga kami hingga pekan keempat waktu itu 0,47 persen secara bulanan (month to month/mtm), ternyata memang ada beberapa komoditas musiman yang lebih tinggi dari perkiraan," katanya.
Namun, menurut Perry, pihaknya meyakini bahwa ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali karena didukung oleh tiga faktor yakni ekspektasi inflasi yang terjaga dengan baik, kedua bahwa pasokan dari barang serta jasa yang mencukupi dan ketiga tentu saja koordinasi yang erat antara BI dengan pemerintah.
"InsyaAllah ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali. perkiraan kami mendekati 3,1-3,2 persen bahkan di akhir tahun ini," katanya.
Badan Pusat Statistik mengatakan inflasi Mei 2019 yang meningkat pesat dibandingkan periode sama dua tahun terakhir lebih karena momentum sebagian besar Ramadhan yang jatuh pada Mei 2019, sehingga permintaan yang tinggi memicu kenaikan harga terutama untuk makanan.
BPS mencatat pada Mei 2019 terjadi inflasi bulanan mencapai 0,68 persen (mtm), meningkat 47 basis poin dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen dan lebih tinggi 29 basis poin dari inflasi Mei 2017 yang sebesar 0,39 persen.
Realisasi inflasi di bulan kelima ini juga di atas perkiraan Bank Indonesia yang sebesar 0,47 persen. Dari komponen inflasi pada Mei 2019, penyebab utama kenaikan harga adalah kelompok harga barang-barang bergejolak (volatile foods) seperti bahan pangan dan makanan.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan laju inflasi pada Mei 2019 berada pada kisaran 0,5 persen-0,6 persen karena pengaruh Ramadhan.
Darmin mengatakan laju inflasi pada Mei 2019 dipengaruhi oleh tingginya permintaan bahan komoditas pangan non beras karena Ramadhan dan persiapan Lebaran.
Berdasarkan data historis, umumnya terjadi kenaikan harga pada beberapa jenis komoditas pangan seiring dengan meningkatnya permintaan pada Ramadhan dan Lebaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Kami meyakini ini adalah musiman, musiman Lebaran. Kami masih meyakini ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Perry menjelaskan bahwa pada Ramadhan itu memang naik sedikit lebih tinggi dari diperkirakan oleh pihaknya.
"Ingat sebelum Ramadhan, berdasarkan survei pemantauan harga kami hingga pekan keempat waktu itu 0,47 persen secara bulanan (month to month/mtm), ternyata memang ada beberapa komoditas musiman yang lebih tinggi dari perkiraan," katanya.
Namun, menurut Perry, pihaknya meyakini bahwa ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali karena didukung oleh tiga faktor yakni ekspektasi inflasi yang terjaga dengan baik, kedua bahwa pasokan dari barang serta jasa yang mencukupi dan ketiga tentu saja koordinasi yang erat antara BI dengan pemerintah.
"InsyaAllah ke depannya inflasi akan rendah dan terkendali. perkiraan kami mendekati 3,1-3,2 persen bahkan di akhir tahun ini," katanya.
Badan Pusat Statistik mengatakan inflasi Mei 2019 yang meningkat pesat dibandingkan periode sama dua tahun terakhir lebih karena momentum sebagian besar Ramadhan yang jatuh pada Mei 2019, sehingga permintaan yang tinggi memicu kenaikan harga terutama untuk makanan.
BPS mencatat pada Mei 2019 terjadi inflasi bulanan mencapai 0,68 persen (mtm), meningkat 47 basis poin dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen dan lebih tinggi 29 basis poin dari inflasi Mei 2017 yang sebesar 0,39 persen.
Realisasi inflasi di bulan kelima ini juga di atas perkiraan Bank Indonesia yang sebesar 0,47 persen. Dari komponen inflasi pada Mei 2019, penyebab utama kenaikan harga adalah kelompok harga barang-barang bergejolak (volatile foods) seperti bahan pangan dan makanan.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan laju inflasi pada Mei 2019 berada pada kisaran 0,5 persen-0,6 persen karena pengaruh Ramadhan.
Darmin mengatakan laju inflasi pada Mei 2019 dipengaruhi oleh tingginya permintaan bahan komoditas pangan non beras karena Ramadhan dan persiapan Lebaran.
Berdasarkan data historis, umumnya terjadi kenaikan harga pada beberapa jenis komoditas pangan seiring dengan meningkatnya permintaan pada Ramadhan dan Lebaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019