Perusahaan daerah Pperusda) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) diminta segera merealisasikan rencananya untuk menampung kopra yang dihasilkan para petani di daerah itu.
"Kalau Perusda merealisasikan rencana itu maka petani kelapa di Halmahera Barat tidak lagi kesulitan untuk memasarkan kopra dengan harga yang layak," kata salah seorang petani asal kecamatan Ibu sebagai sentra produksi kopra di Halmahera Barat, Rusmin di Ternate, Kamis.
Para petani kelapa di Halmahera Barat selama ini menjual kopra kepada pedagang pengumpul dengan harga murah, bahkan dalam dua tahun terakhir hanya laku Rp3.000-an per kg dan itu jelas merugikan petani.
Menurut dia, harga kopra bisa menguntungkan petani kalau bisa mencapai diatas Rp7.000 per Kg, untuk itu Perusda nantinya membeli dengan harga minimal sebesar itu, bahkan kalau memungkinkan bisa mencapai Rp10.000 per Kg.
Perusda dipastikan tidak akan rugi kalau membeli kopra petani dengan harga minimal Rp7.000 per Kg, karena kalau ketika perusda menjualnya ke seperti ke Jawa Timur harganya bisa mencapai diatas Rp10.000 per Kg.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Halmahera Barat Totari Balatjai mengatakan Perusda milik Pemkab setempat sudah menyatakan kesiapannya untuk membeli kopra petani setempat dan diharapkan dapat direalisasikan secepatnya.
Perusda rencananya akan menjual kopra yang ditampung dari para petani ke sejumlah perusahaan di Sulawesi dan Jawa, selain itu juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan kelapa di Halmahera Barat yang sedang dalam proses pembangunan.
Ia mengemukakan, Perusda juga rencananya akan menampung jagung yang diproduksi para petani di daerah itu untuk di pasarkan ke sejumlah industri di Pulau Jawa, sehingga para petani di daerah ini tidak lagi kesulitan memasarkan produksi jagungnya.
Halmahera Barat dalam setiap tahun bisa menghasilkan kopra lebih dari 30 ribu ton, sedangkan khusus untuk jagung yang pengembangannya mulai diintensifkan sejak dua tahun terakhir ditargetkan bisa mencapai 200 ribu ton per tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Kalau Perusda merealisasikan rencana itu maka petani kelapa di Halmahera Barat tidak lagi kesulitan untuk memasarkan kopra dengan harga yang layak," kata salah seorang petani asal kecamatan Ibu sebagai sentra produksi kopra di Halmahera Barat, Rusmin di Ternate, Kamis.
Para petani kelapa di Halmahera Barat selama ini menjual kopra kepada pedagang pengumpul dengan harga murah, bahkan dalam dua tahun terakhir hanya laku Rp3.000-an per kg dan itu jelas merugikan petani.
Menurut dia, harga kopra bisa menguntungkan petani kalau bisa mencapai diatas Rp7.000 per Kg, untuk itu Perusda nantinya membeli dengan harga minimal sebesar itu, bahkan kalau memungkinkan bisa mencapai Rp10.000 per Kg.
Perusda dipastikan tidak akan rugi kalau membeli kopra petani dengan harga minimal Rp7.000 per Kg, karena kalau ketika perusda menjualnya ke seperti ke Jawa Timur harganya bisa mencapai diatas Rp10.000 per Kg.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Halmahera Barat Totari Balatjai mengatakan Perusda milik Pemkab setempat sudah menyatakan kesiapannya untuk membeli kopra petani setempat dan diharapkan dapat direalisasikan secepatnya.
Perusda rencananya akan menjual kopra yang ditampung dari para petani ke sejumlah perusahaan di Sulawesi dan Jawa, selain itu juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan kelapa di Halmahera Barat yang sedang dalam proses pembangunan.
Ia mengemukakan, Perusda juga rencananya akan menampung jagung yang diproduksi para petani di daerah itu untuk di pasarkan ke sejumlah industri di Pulau Jawa, sehingga para petani di daerah ini tidak lagi kesulitan memasarkan produksi jagungnya.
Halmahera Barat dalam setiap tahun bisa menghasilkan kopra lebih dari 30 ribu ton, sedangkan khusus untuk jagung yang pengembangannya mulai diintensifkan sejak dua tahun terakhir ditargetkan bisa mencapai 200 ribu ton per tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019