Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) melakukan terobosan melalui pengembangan program Industri Kecil dan Menengah (IKM) kelapa terpadu di Maluku.

"Maluku merupakan daerah keempat program pengembangan IKM kelapa terpadu tahun 2019," kata Direktur Jenderal IKMA, Kemenperin Gati Wibawaningsih, saat membuka pelatihan kerja program pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Ambon, Selasa.

Menurutnya, program serupa sebelumnya sudah dilakukan di tiga provinsi yakni Gorontalo, Sulawesi Utara dan Jambi dengan sasaran meningkatkan hilirisasi sumber daya alam seperti komoditas kelapa, agar menjadi produk industri dalam negeri yang bernilai tambah tinggi.

langkah strategis ini sebagai salah satu solusi guna mendongkrak nilai tambah komoditas kelapa, dengan mengangkat potensi industri kelapa di Indonesia.

Menurutnya, Pemerintah melalui Kemenperin telah menyusun program kelapa terpadu untuk meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis kelapa.

"Produk kelapa dari akar sampai dengan daun dan buah dapat diproduksi dan diolah baik oleh industri besar, menengah maupun industri kecil," katanya.

Program pengembangan IKM Kelapa Terpadu di provinsi Maluku yakni untuk meningkatkan nilai tambah komoditi kelapa melalui diversifikasi produk olahan kelapa, maupun pengolahan produk sampingannya, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku agribisnis kelapa mulai dari sektor hulu hingga hilir.

Pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Maluku terdiri dari 3 (tiga) kegiatan dalam bentuk bimbingan teknis dan fasilitasi bantuan mesin/peralatan serta workshop pengembangan IKM kelapa terpadu, diversifikasi produk turunan kelapa, produki arang tempurung kelapa.

Menurutnya Maluku sebagai salah satu provinsi cukup potensial dalam mengembangkan industri pengolahan kelapa, mengingat potensinya sangat besar, dan saat ini lebih banyak dimanfaatkan buahnya serta dijadikan kopra, disamping berpotensi dikembangkan pabrik minyak kelapa dengan minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO).

Luas areal perkebunan kelapa di Maluku tercatat sebesar 113.040 hektare dengan luas areal panen 85.014 hektare serta produksi 96.914 ton. Potensinya tersebar di kabupaten Maluku Tengah, Kepulauan Tanimbar (KKT), Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur (SBT), Seram Bagian Barat (SBB) dan Buru Selatan.

"Karena itu kami bertekad untuk mendorong sektor industri pengolahan produk perkebunan di Maluku. Selain karena potensi alamnya melimpah, produk industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor," tandasnya.

Data Kemenperin Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia diatas Filipina, India, Srilanka, Brazil.

Menurut data BPS, tahun 2017 kelapa menempati areal seluas 3,65 juta hektare atau 14,58 persen dari 25,05 juta hektare total areal perkebunan di Indonesia, dengan total produksi tanaman kelapa sebesar 2,87 juta ton.

Berdasarkan data Asian and Pasific Coconut Community (2018) jumlah petani terlibat dalam agribisnis kelapa sebanyak 5,09 juta rumah tangga.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019