Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui balai jasa konstruksi kembali menggelar lomba Kompetisi Keterampilan Konstruksi Indonesia (K3I) untuk mencari tukang lokal masing-masing daerah yang berkompeten.

"Buruh bangunan ini diseleksi agar mereka berkompetensi dan saat menggunakan material peralatan terbaru bisa melaksakan konstruksi," kata Ketua Tim Seleksi, Duha Awaluddin di Ternate, Sabtu.

Dia menyatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk melatih kemahiran tukang lokal dalam menggunakan teknologi pertukangan modern. Dari 33 Provinsi, di Indonesia Timur hanya 4 provinsi yang menjadi peserta lomba yakni Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara

Untuk mengikuti lomba, Kementerian PUPR membuat seleksi yang melibatkan 33 Provinsi di Indonesia, termasuk Maluku-Maluku Utara dan Papua-Pqpua Barat.

Dikatakan, Malut-Maluku hanya akan diambil satu diantara mereka yang dinilai berkompeten untuk dilombakan di Jakarta. Dalam seleksi, para tukang lokal yang teridiri dari 7 orang ditantang membuat rumah instalasi mini berukuran 6 X 3 meter dengan durasi waktu 24 jam selama tiga hari.

"Satu hari diberi waktu hanya 8 jam. Seleksi ini diberi waktu hanya tiga hari, rumah yang dikerjakan sudah harus selesai," katanya.

Kriteria dalam lomba ini tentunya ada keselamatan kerjanya, pengetahuan tentang penggunaan alat. Karena alat saat ini semuanya serba otomatis dan modern.

"Material baru misalnya tras atau rangka baja yang sistem koneksinya menggunakan baut. Kalau dulu kan kita pakai kayu dan paku. Jadi kita akan menilai bagaimana keterampilan seorang tukang menggunakan alat-alat tukang modern," kataya.

Dia harapkan dengan lomba ini, terutama daerah ini tersedianya tukang lokal yang mahir menggunakan teknologi pertukangan.

Sementara Kepala Dinas PUPR Malut, Santrani Abusama sangat mendukung kegiatan kementrian tersebut. Menurutnya, dengan program Kementerian PUPR ini setidaknya membuka peluang bagi tukang lokal dalam himpitan teknologi modern.

"Profesi pertukangan saat ini mayoritas menggunakan alat modern. Tukang lokal kita akan kalah jika tidak mampu beradabtasi dengan alat-alat modern," katanya.

Oleh karena itu selaku, Kepada Dinas, Santrani sangat mendukung kegiatan ini, setidaknya, mereka (tukang lokal) punya bekal pengetahuan tentang penggunaan alat pertukangan modern.

"Setidaknya tukang lokal kita punya bekal selama mengikuti seleksi, sehingga ketika ada yang membuat rumah atau apa, bisa pakai jasa tidak perlu sewa orang dari luar Malut," katanya.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019