Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi Maluku periode Januari-September 2019 naik 3,77 persen dibanding periode April-Juni 2019.

"Jika dilihat secara tahunan  produk IMK Provinsi Maluku masih bertumbuh positif dan meningkat 15,82 persen dibanding produksi IMK tahun lalu," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Senin.

Industri-industri yang bertumbuh positif pada triwulan III 2019 adalah minuman, kayu, barang dari kayu, anyaman rotan, bahan dari kimia dan barang dari bahan kimia, barang galian bukan logam, barang logam bukan mesin dan peralatannya, dan industri furnitur.

Dumangar mengatakan pertumbuhan industri besar dan sedang Provinsi Maluku pada triwulan I 2019 turun sebesar 8,23 persen, begitupun secara tahunan turun sebesar 1,12 persen.

Menurutnya, produksi IMK Maluku tumbuh positif di atas pertumbuhan nasional tetapi Industri Besar dan Sedang (IBS) Maluku tumbuh negatif di bawah pertumbuhan nasional.

"Industri mikro dan kecil merupakan bagian dari sektor industri manufaktur yang mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan di Indonesia.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja, industri manufaktur dikelompokkan menjadi industri mikro (1-4 orang tenaga kerja ), industri kecil (5-19 orang tenaga kerja), industri sedang (20-99 orang tenaga kerja), dan industri besar 100 orang atau lebih.

"Hasil sensus ekonomi 2016 jumlah usaha/perusahaan industri manufaktur mencapai 24,9 persen, dari total usaha /perusahaan non pertanian di Provinsi Maluku. Dari jumlah tersebut 99,8 persen adalah kelompok industri mikro dan kecil," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019