Persoalan ketersediaan bahan bakar minyak untuk kapal yang terbatas menjadi salah satu penghambat masuknya kapal laut jenis roro untuk melayani rute pelayaran Ambon-Namrole, Kabupaten Buru Selatan( Bursel) Maluku.

"Kami sementara mendorong agar kapal jenis roro bisa melayani rute tersebut namun kendalannya adalah masih sulit untuk mendapatkan BBM," kata Ketua Komisi III DPRD Maluku, Anos Yermias di Ambon, Rabu.

Menurut dia, terdapat sejumlah armada transportasi laut yang saat ini masih melayari rute Ambon-Namrole, seperti KMP Tanjung Kabat, Sabuk Nusantara 72 dan KM Pangrango.

Kalau bisa didapatkan solusinya, maka ada kemungkinan kapal cepat KM Cantika 99 B juga bisa masuk sampai ke sana, apalagi KMP Tanjung Kabat sampai hari ini belum turun docking.

Sehingga warga sejumlah kecamatan di Kabupaten Buru Selatan tidak bisa mendapatkan akses transportasi laut yang memadai.

Akibatnya sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) Maluku melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Maluku, Selasa {12/11) menuntut persoalan transportasi laut di Kabupaten Buru Selatan.

Para mahasiswa ini melakukan aksi demo karena layanan transportasi laut di wilayah itu tidak merata ke seluruh kecamatan yang wilayahnya juga terdiri dari pulau-pulau.

Mereka meminta pemprov bersama DPRD provinsi, termasuk Pemkab Bursel membantu menyelesaikan persoalan transportasi laut yang belum merata pada semua wilayah kecamatan di daerah itu dengan menambah armada kapal yang memadai.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019