Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, hingga September 2019 hingga Februari 2020 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di daerah ini sebesar  0,310 atau turun 0,002 poin dari kondisi Maret 2019.

Kepala BPS Malut, Atas Perlindungan Lubis melalui siaran pers yang diterima Antara, Rabu, menyatakan hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran di Provinsi Malut semakin rendah. 

Gini Ratio di  Provinsi Malut merupakan yang terendah  ke-4 dari  34 Provinsi di Indonesia, dengan ketimpangan terendah yaitu provinsi Bangka Belitung, sedangkan ketimpangan  tertinggi Yogyakarta.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 0,303 turun 0,007 poin dibanding Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,310, dimana Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2019 sebesar  0,258 naik  0,002 poin dibanding Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,256.

Atas menyatakan, untuk distribusi pengeluaran  kelompok  penduduk  40  persen  terbawah  di  Provinsi Malut pada September 2019 yaitu sebesar 21,68 persen dan termasuk pada  kategori  ketimpangan  rendah dan jika dirinci  menurut  wilayah,  distribusi pengeluaran  kelompok  penduduk  40  persen  terbawah  di  daerah  perkotaan adalah sebesar 19,91 persen sedangkan di daerah perdesaan sebesar 24,55 persen.Tingkat Ketimpangan Pengeluaran penduduk Malut berdasarkan Gini Ratio yaitu 0,310

Begitu pula, untuk tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Malut September 2019 Februari 20201 dengan perkembangan Gini Ratio di Maluku Utara Maret 2014–September 2019, salah  satu  ukuran  ketimpangan  yang  sering  digunakan  adalah Gini  Ratio dengan nilai berkisar antara  0-1.  

"Semakin  tinggi  nilai Gini  Ratio menunjukkan ketimpangan  yang  semakin  tinggi dan Gini Ratio di Provinsi Malut berfluktuasi dari waktu ke waktu, namun masih di bawah 0,400 yang termasuk dalam kategori ketimpangan rendah," katanya. 

Sehingga, kecenderungan peningkatan Gini Ratio terjadi pada periode Maret 2015 sampai dengan  September  2018  dan  sebaliknya pada periode  September  2018  sampai  dengan September  2019 menunjukkan kecenderungan menurun.

Dia menambahkan, untuk perkembangan distribusi pengeluaran, Maret 2018 – September 2019, selain Gini Ratio, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran ketimpangan Bank Dunia

Olehnya itu, berdasarkan  ukuran  ini  tingkat  ketimpangan  dibagi  menjadi  3  kategori,  yaitu  tingkat  ketimpangan tinggi  jika  persentase  pengeluaran  kelompok  penduduk  40  persen  terbawah  angkanya  di  bawah  12  persen, ketimpangan  sedang  jika  angkanya  berkisar  antara  12-17  persen,  serta  ketimpangan  rendah  jika  angkanya berada di atas 17 persen.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020