Gubernur Maluku, Murad Ismail menegaskan sejauh ini belum ditemukan warga teridentifikasi dirawat dengan indikasi suspek Covid-19, di Kota Ambon maupun di Maluku pada umumnya.
"Belum ada yang teridentifikasi suspek Covid-19. Semalam ada satu pasien yang dilaporkan dirawat di RSUD Haulussy Ambon, tetapi hasilnya tidak terindikasi suspek corona," katanya dalam pernyataan pers usai Rakor penanganan dan pencegahan COVID-19 di kantor Gubernur Maluku, Senin.
Gubernur mengakui, informasi dua orang warga dirujuk ke RSUD dengan gejala suspek corona pada Minggu (15/3) malam cepat merebak, sehingga menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat, tetapi setelah dicek hasilnya positif.
"Yang dirujuk dan dirawat di RSUD cuma satu orang warga asal Jawa Barat yang sedang mengikuti kegiatan di Ambon, tetapi hasil pemeriksaan sementara tidak terbukti suspek corona," katanya.
Gubernur mengimbau warga untuk tidak mudah mempercayai informasi sengaja disebarkan melalui media sosial, sehingga tidak menimbulkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat.
Gubernur mengakui, pihaknya sudah membentuk Gugus Tugas penanganan Covid-19 tingkat provinsi Maluku, menindaklanjuti Instruksi Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Gugus Tugas di Maluku yang melibatkan berbagai instansi teknis trkait termasuk TNI/Polri, dan diketuai Sekda Maluku, Kasrul Selang.
Gubernur menandaskan, pihaknya dibawah pimpinan Sekda tetap berupaya dengan seluruh kemampuan yang ada untuk mengendalikan situasi dan kondisi, termasuk menenangkan masyarakat agar tidak panik menghadapi penyebaran virus tersebut.
"Seusai pertemuan ini saya akan menandatangani surat yang isinya memerintahkan seluruh Bupati/Wali Kota di Maluku untuk membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)," ujar Gubernur.
Sedangkan Sekda Maluku, Kasrul Selang sebagai Ketua Gugus Tugas, membenarkan seorang warga asal Bekasi, Jawa Barat dirujuk dan dirawat di RSUD dr. Haulussy, namun berdasarkan hasil pemeriksaan, hasilnya negatif suspek Covid-19.
"Semalam warga asal Bekasi tersebut dibawa ke Unit Gawat Darurat RSUD Haulussy dengan gejala panas tinggi dan flu, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi ternyata negatif," katanya.
Sekda menyatakan, warga tersebut saat ini masih menjalani perawatan di ruang evaluasi RSUD Haulussy sambil menungu hasil uji sampel dari Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Menurut Sekda, warga dengan status suspek tercatat satu orang yakni di Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) yakni BN yang masuk orang dalam pemantauan terkait virus itu.
Sampel yang diambil dan dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta pada 15 Februari 2020, di mana hasil tes spesimen BN ternyata negatif.
"Kami telah mengumumkan hasil tersebut sehingga masyarakat tidak perlu resah dengan berbagai informasi tidak tertanggung jawab yang menyebar melalui media soaial soal virus Covid-19," ujar Sekda.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
"Belum ada yang teridentifikasi suspek Covid-19. Semalam ada satu pasien yang dilaporkan dirawat di RSUD Haulussy Ambon, tetapi hasilnya tidak terindikasi suspek corona," katanya dalam pernyataan pers usai Rakor penanganan dan pencegahan COVID-19 di kantor Gubernur Maluku, Senin.
Gubernur mengakui, informasi dua orang warga dirujuk ke RSUD dengan gejala suspek corona pada Minggu (15/3) malam cepat merebak, sehingga menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat, tetapi setelah dicek hasilnya positif.
"Yang dirujuk dan dirawat di RSUD cuma satu orang warga asal Jawa Barat yang sedang mengikuti kegiatan di Ambon, tetapi hasil pemeriksaan sementara tidak terbukti suspek corona," katanya.
Gubernur mengimbau warga untuk tidak mudah mempercayai informasi sengaja disebarkan melalui media sosial, sehingga tidak menimbulkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat.
Gubernur mengakui, pihaknya sudah membentuk Gugus Tugas penanganan Covid-19 tingkat provinsi Maluku, menindaklanjuti Instruksi Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Gugus Tugas di Maluku yang melibatkan berbagai instansi teknis trkait termasuk TNI/Polri, dan diketuai Sekda Maluku, Kasrul Selang.
Gubernur menandaskan, pihaknya dibawah pimpinan Sekda tetap berupaya dengan seluruh kemampuan yang ada untuk mengendalikan situasi dan kondisi, termasuk menenangkan masyarakat agar tidak panik menghadapi penyebaran virus tersebut.
"Seusai pertemuan ini saya akan menandatangani surat yang isinya memerintahkan seluruh Bupati/Wali Kota di Maluku untuk membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)," ujar Gubernur.
Sedangkan Sekda Maluku, Kasrul Selang sebagai Ketua Gugus Tugas, membenarkan seorang warga asal Bekasi, Jawa Barat dirujuk dan dirawat di RSUD dr. Haulussy, namun berdasarkan hasil pemeriksaan, hasilnya negatif suspek Covid-19.
"Semalam warga asal Bekasi tersebut dibawa ke Unit Gawat Darurat RSUD Haulussy dengan gejala panas tinggi dan flu, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi ternyata negatif," katanya.
Sekda menyatakan, warga tersebut saat ini masih menjalani perawatan di ruang evaluasi RSUD Haulussy sambil menungu hasil uji sampel dari Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Menurut Sekda, warga dengan status suspek tercatat satu orang yakni di Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) yakni BN yang masuk orang dalam pemantauan terkait virus itu.
Sampel yang diambil dan dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta pada 15 Februari 2020, di mana hasil tes spesimen BN ternyata negatif.
"Kami telah mengumumkan hasil tersebut sehingga masyarakat tidak perlu resah dengan berbagai informasi tidak tertanggung jawab yang menyebar melalui media soaial soal virus Covid-19," ujar Sekda.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020