Listrik Desa dan penyalaan lampu listrik 24 jam oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) unit pelayanan pelanggan Elat merupakan peristiwa penting yang menjadi awal yang baik untuk masyarakat di pulau Kei Besar Maluku Tenggara (Malra).

"Peresmian listrik desa pada pulau Kei Besar dan penyalaan lampu 24 jam adalah peristiwa penting dan awal yang baik bagi warga di pulau Kei Besar," kata Manajer PT PLN UP3 Tual di Elat Kei Besar, Alexander Manuhua di Langgur, Sabtu.

Ia mengungkapkan, melihat dan mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di atas segalanya, maka Pemda dengan PT PLN Persero Unit Induk wilayah Maluku dan Maluku Utara UP3 Tual melakukan perjanjian yang tertuang dalam surat perjanjian kerja sama penyediaan infrastruktur nomor 671.11/2376/Setda, dan nomor 001.SPJ/MUM.00.01/170300/202 0 tanggal 23 Maret 2020 untuk mendukung dan mendorong percepatan.

Alexander mengambarkan, untuk kelistrikan di Pulau Kei Besar, mesin PLN Elat sebelumnya mempunyai daya pembangkit sebesar 1,08 MW dengan beban puncak 0,88 MW. Total panjang jaringan (SUTM) 101,65 kms dan total panjang (SUTR) 53,78 kms, total jumlah Grd Dist sebanyak 59 unit dan jumlah pelanggan pada PLN ULP Elat 5.259 pelanggan, dengan jam nyala selama 18 jam mulai pukul 18.00 WIT sampai pukul 12.00 WIT.

Jumlah desa di Pulau Kei Besar sebanyak 115 desa, 59 sudah teraliri listrik PLN, 56 belum.

Kini, desa yang sudah terpasang jaringan dan sudah siap dioperasikan sebanyak 25 desa dengan total calon pelanggan sebanyak 1.307 pelanggan.

Dirincikan, Kei Besar Utara Barat terdapat 12 desa dengan total calon pelanggan 676, Kei Besar Selatan terdapat 2 desa dengan total calon pelanggan 149, Kecamatan Kei Besar Selatan Barat terdapat 11 desa dengan total calon pelanggan 482.

Sisa 31 desa yang belum siap beroperasi yakni Kei Besar Utara Barat terdapat 5 desa, sudah dibangun jaringan namun masih perlu dilakukan perbaikan dan penebangan pohon, dan 1 desa belum dibangun jaringan karena tidak adanya akses jalan, Kecamatan Kei Besar Selatan terdapat 1 desa belum dibangun karena tidak ada akses jalan, di Kei Besar Selatan Barat terdapat 2 desa belum dibangun jaringan karena tidak adanya akses jalan, dan kecamatan Kei Besar Utara Timur terdapat 22 desa, 14 desa sudah dibangun jaringan, namun masih perlu perbaikan dan penebangan pohon, dan 8 desa sedang dalam proses pembangunan.

"Dengan beroperasinya mesin sewa ini maka daya mampu sistim Elat menjadi 2 MW sehingga memiliki cadangan daya sebesar 1,12 MW," tandas Alexander.

Cadangan daya 1,12 MW tersebut akan dimanfaatkan untuk menyalakan listrik desa yang sudah dibangun jaringan listrik dan gardu sebanyak 25 desa, 1.307 pelanggan.

Ia menambahkan, penyalaan listrik secara simbolis dilakukan untuk 38 pelanggan rumah tangga di 3 desa, lokasi desa Ngurwalek sebanyak 4 pelanggan, desa Uwat kampung besar 30 pelanggan rumah tangga, dan desa Uwat Reyaan sejumlah 4 pelanggan rumah tangga.

Untuk penyalaan selanjutnya 1.269 calon pelanggan akan dilakukan setelah proses penyelesaian administrasi sebagai pelanggan PLN.

Peran serta dari masyarakat dan Pemda untuk menjaga kehandalan dan kelangsungan penyalaan listrik, maka warga pulau Kei Besar dapat bersama-sama menjaga jaringan maupun mesin yang sudah disediakan oleh pemerintah.

Salah satunya dengan merelakan pohon yang berdekatan dengan jaringan untuk ditebang karena berpotensi menyebabkan gangguan dan kerusakan jaringan serta kerusakan mesin.

"Jika jaringan listrik ini seluruhnya sudah terbebas dari pohon, saya dapat mengatakan tidak ada lagi istilah 'yoo' jika lampu padam dan 'yaa' jika lampu nyala di pulau Kei Besar," kata Alexander.

"Untuk kelancaran operasional dan pelayanan kepada masyarakat saya mengimbau agar warga agar rajin membayar rekening listrik seta menggunakan listrik sesuai dengan  peruntukan dan tidak menyalahgunakan penggunaan listrik," tambahnya.

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020